Drone KVD002 Milik China Pertama Kali Diluncurkan, Nirawak Canggih Berfungsi sebagai Pengintai
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat, China telah meluncurkan drone tempur pertamanya yang disebut dengan KVD002.
KVD002 adalah model pesawat pengintai dan tak berawak pertama milik Angkatan Darat PLA.
Kendaraan ini memiliki kemampuan yang baik, kenyamanan kontrol dan pemeliharaan, serta kapasitas multitasking.
Para pengamat menyebutkan, peluncuran Drone atau pesawat nirawak ini merupakan sebuah langkah yang akan memperkuat kemampuan operasional layanan tersebut.
Diketahui, Drone tersebut bertugas melakukan pengintaian jangka panjang di area yang luas atau target tertentu dan melakukan serangan presisi terhadap target musuh seperti senjata pertahanan udara, kendaraan lapis baja dan benteng.
“Drone dapat bekerja sama dengan helikopter dalam operasi tempur. Drone ini dapat memberikan informasi intelijen di medan perang dan dukungan tembakan untuk unit helikopter, serta dapat memandu helikopter menyerang menuju sasarannya,” kata mereka.
Mereka juga menambahkan, bahwa model tersebut dapat melakukan lepas landas dan mendarat dalam waktu singkat.
Dalam situs China Daily dijelaskan, pesawat ini memiliki dua rudal udara ke permukaan AR-1 di bawah sayapnya dan membawa perangkat pengintai di bawah badan utamanya.
Angkatan Darat tidak mengungkapkan pengembang KVD002. Namun, para pengamat mengatakan jika dilihat dari konfigurasinya dan rudal AR-1, drone tersebut pasti dirancang berdasarkan Caihong-4 atau CH-4, pesawat tempur tak berawak terlaris Tiongkok di pasar internasional.
CH-4 dibangun oleh China Academy of Aerospace Aerodynamics di Beijing, anak perusahaan China Aerospace Science and Technology Corp. Akademi ini adalah salah satu eksportir drone militer terkemuka di Tiongkok.
CH-4 telah dijual ke lebih dari 10 negara, menjadikannya drone paling populer dan terbukti dalam pertempuran yang pernah diekspor negara tersebut, menurut statistik dari akademi.
Informasi dari akademi menunjukkan model CH-4 mampu bertahan hingga 30 jam di udara dalam sekali operasi. Itu memiliki kecepatan maksimum 230 kilometer per jam.
Tetapi biasanya beroperasi pada kecepatan jelajah 150 hingga 180 kilometer per jam.
Drone ini memiliki berat lepas landas maksimum 1,33 metrik ton dan dapat membawa hampir 350 kilogram senjata serta peralatan, termasuk rudal, bom, radar, kamera, serta muatan sipil.
Drone tersebut telah mengumpulkan lebih dari 20.000 jam waktu penerbangan di seluruh dunia, kata akademi tersebut.
Pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge, Wang Yanan mengatakan, drone tempur canggih dapat sangat membantu Angkatan Darat karena mampu bertahan dalam jangka waktu lama di wilayah sasaran untuk melakukan pengintaian, penyerangan, dan evaluasi kerusakan.
Pengerahan kendaraan semacam itu dapat menghemat banyak perangkat keras dan pasukan bagi komandan garis depan yang diperlukan untuk menyusup ke garis musuh untuk melakukan tugas yang sama.