PTS Dhuafa Diarak ke Tiang Gantungan Sejarah
- Screenshot berita Intipseleb.com
VIVA Jabar - Galibnya, tiap September, semua prosesi penerimaan mahasiswa baru di PTS, telah tutup buku. Untuk tahun ini, prediksi awal menjadi kenyataan pahit. Jujur! hampir semua PTS, terutama kampus mikro, kecil, dan menengah (KMKM), target penerimaan jumlah mahasiswa barunya, bertumbangan.
Bahkan, ada PTS yang hanya menerima satu atau dua digit jumlah mahasiswa. Padahal memiliki banyak Prodi. Bisa dibayangkan, bagaimana likuiditas dan cash flow-nya?
Bagaimana kesejahteraan karyawan dan dosennya? Bagaimana dengan pengembangan atmosfir akademiknya? Bagaimana kualitas pembelajarannya? Bagaimana sarana dan prasarananya?
Tentu, ihwal ini, pengecualian bagi PTS yang dimiliki pemodal kakap dan badan usaha Negara, relatif aman. Karena injeksi modal tidak bertepi banyaknya. Fasilitas sarana dan prasarana mereka pun, aman sentosa.
Bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terutama PTN-BH jauh lebih aman lagi, karena punya program banyak 'jalur' alias 'gelombang' penerimaan mahasiswa.
Hingga September pun, ada PTN-BH yang masih asyik terima mahasiswa. Alasannya sih seolah rasional, untuk memenuhi kecukupan biaya PT. Katanya, pemerintah hanya mampu memenuhi subsidi 28 persen dari kebutuhan biaya operasional yang ideal.
Makanya, PTN-BH berusaha memperoleh bantuan kocek masyarakat, melalui UKT lewat 'jalur-jalur' itu.