Paundra Noorbaskoro Ciptakan Sensor Kualitas Air Laut untuk Cegah Petani Udang Gagal Panen
- Istimewa
VIVA Jabar – Paundra Noorbaskoro, pria asal Jawa Timur berhasil menciptakan sensor kualitas air laut untuk mencegah para petani udang gagal panen.
Sebelum menciptakan sensor tersebut, diceritakan Paundra, ia kerap terenyuh melihat hasil panen udang vaname yang melimpah namun ada kalanya gaga panen.
Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 asal Jawa Timur (Jatim) itu melihat banyak masalah yang dialami para nelayan.
Bahkan tak jarang banyak petani udang yang mengalami kebangkrutan akibat gagal panen.
Karena kekhawatiran tersebut, Paundra pun tergerak untuk melakukan riset segala hal tentang tambak udang agar petani terhindar dari gagal panen.
Paundra merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dengan latar belakang keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, semenjak sekolah di SMA Negeri 1 Pacitan, ia senang menekuni bidang kelautan perikanan. Sebab, tempat tinggalnya berada di wilayah pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa.
"Semenjak SMA saya senang berinteraksi dengan masyarakat lokal," kata Paundra dalam keterangan tertulisnya.
Setelah lulus SMA pada tahun 2010, ia memutuskan melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi. Paundra mengambil Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Brawijaya Malang.
Setelah lulua pada 2018, Paundra memanfaatkan lahan milik keluarga untuk memulai riset kolam bundar ukuran tiga meter. Lalu dirinya menebar bibit udang vaname dan mengidentifikasi jenis penyakit serta mengirimkan sampel untuk uji laboratorium.
"Hasil penelitian selama 3 tahun (sempat) mengalami kegagalan," ungkapnya.
Baru pada 2021 ia menemukan satu formula racikan serbuk dan monitoring menjaga kualitas air berbasis pencatatan data secara digital Internet of Things (IoT).
Sistem IoT yang dikembangkan dengan teknologi sensor monitoring kualitas air laut 4 in 1 – 1 produk mendeteksi 4 parameter salinitas, DO, suhu dan Ph – yang kemudian ditampilkan di layar PC yang terintegrasi ke sistem data monitoring secara real time.
Hal ini dapat membantu petani memantau udang mereka agar terhindar dari gagal panen akibat banyak udang mati.