Studi Ungkap Kunci Awet Muda, Bukan Childfree

Ilustrasi Wanita
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Jabar – Baru-baru ini ramai pernyataan dari influencer Gita Savitri Devi atau kerap dikenal Gitasav, yang menyebut bahwa tidak mempunyai anak bisa membuat awet muda. Pernyataan kontroversial itu sempat membuat gaduh.

Keren! BKPRMI Gelar Manasik Haji yang Diikuti Ratusan Anak TK- TPA se-Kabupaten Subang

Tapi studi baru mengungkap kunci untuk memperlambat laju penuaan. Salah satu studi berpendapat bahwa temuan mereka pada dasarnya mengkonfirmasi bahwa penelitian mereka mungkin bisa memperlambat penuaan pada manusia.

Penurunan moderat dalam asupan kalori sebenarnya dapat memperlambat proses penuaan meski hanya sedikit, klaim sebuah studi baru yang dipimpin oleh Columbia University Mailman School of Public Health Columbia Aging Center.

Selamatkan Anak dari Jerat Gadget: Kunjungi Kampung Lali Gadget

Daniel Belsky, profesor epidemiologi di Columbia Mailman School dan penulis senior penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembatasan kalori dapat memperlambat penuaan pada makhluk seperti lalat, cacing, dan tikus.

Belsky dan rekannya ingin melihat apakah hal yang sama juga bisa terjadi, metode yang mampu memperlambat 'penuaan biologis' pada manusia, menurut situs Sputnik News.

Apakah anak PNS bisa Mendapatkan KIP Kuliah?

Selama penelitian, para ilmuwan memeriksa sampel darah yang diambil dari peserta percobaan CALERIE (Penilaian Komprehensif Efek Jangka Panjang dari Pengurangan Asupan Energi) yang mengacak 220 pria dan wanita sehat di tiga lokasi di AS menjadi 25 persen pembatasan kalori atau diet normal selama dua tahun.

Setelah menganalisis tanda metilasi pada DNA (yang diketahui berubah seiring bertambahnya usia) yang diambil dari sampel tersebut, tim menemukan apa yang mereka yakini sebagai bukti bahwa pembatasan kalori memperlambat laju penuaan pada manusia atau berpotensi awet muda.

"Temuan kami penting karena memberikan bukti dari uji coba secara acak bahwa memperlambat penuaan manusia mungkin terjadi," kata rekan penulis studi dan Ilmuwan Penelitian Pusat Penuaan, Calen Ryan.

Studi juga memberi gambaran tentang jenis efek yang selama ini kita cari dalam uji coba intervensi yang dapat menarik lebih banyak orang, seperti puasa intermiten atau makan yang dibatasi waktu. Dia mencatat bahwa metode pembatasan kalori 'mungkin tidak cocok untuk semua orang'.