Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Diduga Idap Sindrom Megalomania, Apa Itu?

Panji Gumilang
Sumber :
  • VIVA Jabar

VIVA Jabar – Pakar Komunikasi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Uwes Fatoni menduga pemicu Panji Gumilang kerap melontar pernyataan kontroversi dalam ceramahnya karena mengidap sindrom megalomania.

Dua Ustaz Pesantren di Agam Cabuli 40 Santri dari 2022

Menurutnya sindrom megalomania mendorong pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun itu yang membuat ia percaya diri melontarkan gagasan-gagasan di luar syariat Islam dengan maksud agar Panji dianggap sosok yang hebat oleh santri dan pengikutnya.

"Sepertinya Syekh Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa bahwa dirinya besar, sehingga memberikan gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa pemikirannya hebat," kata Uwes kepada wartawan, Jumat 23 Juni 2023.

Menelisik Ponpes Mama Pasirnaan, Pondok yang Berdiri Sejak Tahun 1800

Terlebih, posisinya di Pesantren Al Zaytun membuat Panji Gumilang semakin kokoh dan seluruh pernyataannya itu tak bisa dibantah oleh para santri. Namun, ketika gagasan itu muncul di media sosial, barulah timbul keresahan di masyarakat.

Lantas, apa yang dimaksud dengan sindrom megalomania?

Panji Gumilang Divonis Satu Tahun Penjara Terkait Kasus Penistaan Agama

Mengutip beberapa sumber Jumat, 23 Juni 2023, sindrom megalomania adalah sebuah keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia memiliki kebesaran, keagungan, atau kekuasaan. Keyakinan ini tidak hanya ditunjukkan dengan sikap sombong, tetapi juga bagian dari gangguan jiwa.

Gejala Megalomania

1. Sulit membedakan mana yang nyata dan tidak, dalam medis ini dikenal dengan istilah skizofrenia.

2. Menganggap dirinya selalu benar dan hebat meskipun sudah terdapat fakta-fakta yang membuktikan sebaliknya.

3. Marah ketika pendapatnya dibantah

4. Sulit akrab dengan orang

5. Gangguan bipolar, penderita kerap mengalami perubahan emosi secara tiba-tiba.

Penyebab megalomania

Belum diketahui secara pasti penyebab seseorang bisa menderita megalomania. Kendati demikian, ada beberapa faktor yang diyakini dapat memicu terjadinya megalomania, yakni:

- Stres

- Penggunaan obat terlarang

- Ketidak seimbangan senyawa kimia di otak

- Tidak bersosialisasi dengan orang lain

Pengobatan bagi penderita megalomania

Psikoterapi, seperti terapi bicara atau terapi perilaku kognitif, dinilai dapat membantu meringankan gejala megalomania. Psikoterapi tersebut bertujuan untuk mengubah pemikiran yang tidak masuk akal menjadi lebih masuk akal dan bisa dipertahankan.

Untuk penggunaan obat, dapat dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter.