Punya Elektabilitas Tinggi, Erick Thohir Dinilai Bisa Jadi Rebutan Ganjar dan Prabowo
- Screenshot berita tvonenews.com
VIVA Jabar – Beberapa waktu lalu Golkar dan PAN secara resmi mengumumkan diri bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dimana Partai Gerindra menjadi tuan rumah.
Menurut analisa pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko, S.Sis., M.Si., D.COMM, bergabungnya dua partai besar ke kubu KKIR itu menjadi alert warning system bagi PDI Perjuangan yang selama ini dinilai arogan dalam menghadapi Pilpres 2024 mendatang.
Sebagai pemenang pemilu 2019 yang lalu, PDI Perjuangan memamh6 cukup kuat dan bisa memenangkan kontestasi pilpres dan pileg di pemilu 2024 tanpa koalisi atau dukungan parpol lainnya. Dalam demokrasi politik, lanjut Anang, sejatinya tidak boleh ada parpol yang merasa kuat tanpa koalisi dengan parpol manapun.
"Selama ini PDI Perjungan terkesan arogan ini wajar. Sebab tanpa koalisi dengan parpol manapun PDI Perjuangan sudah cukup mengusung capres cawapresnya sendiri. Namun dengan masuknya PAN dan Golkar ke KKIR, harus menjadi peringatan ke petinggi PDI Perjuangan untuk tidak terlalu arogan dan dapat mempertimbangkan ulang. Tujuannya agar kandidat capres dan cawapres yang akan diusung PDI Perjuangan dapat memenangkan pilpres 2024,"ucap Anang.
Bukti arogansi elit PDI Perjaungan adalah ketika mereka engan untuk mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Saat itu mereka bersikukuh mengajukan Puan Maharani sebagai capres dari PDI Perjuangan.
Namun, karena desakan akar rumput, akhirnya pada 21 April 2023 yang lalu Ganjar diajukan sebagai capres PDI Perjuangan.
Arogansi elit PDI Perjuangan tak berhenti disitu. Elit PDI Perjuangan juga resisten terhadap Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar di pilpres 2024. Padahal akar rumput di PDI Perjuangan sangat menginginkan Erick dapat mendampingi Ganjar untuk memenangkan pilpres mendatang.
Salah satu bukti akar rumputnya mendukung Erick untuk dapat mendampingi Ganjar dapat dilihat dari pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah. Ia memastikan Menteri BUMN Erick Thohir masih dipertimbangkan partainya untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Menurut Anang perbedanan pendapat mengenai capres cawapres di tubuh PDI Perjuangan bukan hal yang baru dan sudah terjadi cukup lama.
Bahkan saat ini akar rumput di PDI Perjuangan sudah ada pergerakan untuk mendorong Ganjar dapat berpasangan dengan Erick.
"Sebelum PDI Perjuangan menetapkan capresnya, Jokowi sangat dekat dengan Ganjar. Ketika Ganjar ditetapkan sebagai capres, maka perpecahan di elit PDI Perjuangan semakin nyata. Saat ini di PDI Perjuangan ada gerbong Megawati dan ada gerbong Jokowi. Kini Jokowi beralih dan semakin dekat ke Prabowo. Gerakan politik Jokowi dapat dilihat dengan nyata," ungkap Anang.
Anang menilai memang wajar jika saat ini akar rumput di PDI Perjuangan menginginkan Erick untuk dapat mendampingi Ganjar di pilpres 2024. Selain karena Erick memiliki kedekatan dengan Jokowi, menurut Anang, elektabilitas Menteri BUMN ini masih yang tertinggi dibandingkan dengan kandidat cawapres lainnya.
Berdasarkan survei politik yang dilakukan Indikator Politik, elektabilitas Erick berada di 22,9%. Angka tersebut jauh mengungguli Ridwan Kamil (20,1%) dan Sandiaga Salahuddin Uno (11,5%). Bahkan ketika Ganjar Pranowo disimulasikan bersanding dengan Erick Thohir, pasangan ini dapat ungul dari Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto.
"Jika saat ini PDI Perjuangan berusaha menarik Erick sebagai pendamping Ganjar, terasa sekali nuansa perebutan calon potensial Jokowi ke PDI Perjuangan. Ini membuktikan perang dingin antara elit PDI Perjuangan dan Jokowi semakin kencang. Apa lagi saat ini Jokowi memposisikan Erick bersama Prabowo,"ucap Anang.
Anang mengatakan sampai saat ini orang-orang yang dekat dengan Jokowi masih menjadi magnet dan memiliki daya ungkit memenangkan pilpres 2024. Apa lagi sukarelawan Jokowi terbilang sangat banyak dan lebih ke arah personal.
"Apa lagi saat ini Jokowi masih sebagai kepala negara, dia masih memiliki akses ke media dan logistik yang sangat besar untuk mengarahkan calon yang diinginkannya. Bahkan jika dikehendaki Jokowi dapat mengarahkan terbentuknya sebuah koalisi. Sekarang tinggal Erick mau atau tidak berpasangan dengan Ganjar atau Prabowo. Saya yakin sekali Erick akan patuh terhadap perintah Jokowi,"kata Anang.