Heboh! Diduga Ada Mata-Mata CIA (AS) di China, Siapakah Pelakunya?
- screenshoot by Viva
VIVA Jabar – Belum lama ini, pemerintah China secara terbuka menuduh salah seorang pegawai mereka sebagai mata-mata untuk Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA.
Menurut laporan dari BBC pada Kamis, 24 Agustus 2023, ini merupakan kasus spionase yang signifikan yang telah diungkapkan oleh China dalam bulan ini. Tindakan ini dilakukan seiring dengan peningkatan penekanan dan retorika yang dilakukan oleh Beijing terkait keamanan nasional.
Dalam sebuah pernyataan Kementerian Keamanan Negara, agen mata-mata sipil negara itu mengatakan sedang menyelidiki seorang kader di kementerian tak dikenal yang diduga direkrut oleh CIA saat dia belajar di Jepang.
"Warga negara China berusia 39 tahun, yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarga Hao, berkenalan dengan seorang pejabat kedutaan AS di Jepang saat mengajukan permohonan visa AS," kata kementerian itu.
Pernyataan itu menambahkan pejabat AS diduga mengembangkan hubungan dekat dengan Hao dengan mentraktirnya makan, mengiriminya hadiah, dan membayarnya untuk membantu menulis makalah penelitian.
Kementerian mengklaim pejabat kedutaan AS kemudian memperkenalkan Hao kepada seorang kolega, yang kemudian mengungkapkan dirinya sebagai petugas CIA dan meminta Hao kembali ke China untuk bekerja di departemen inti dan kritis kementerian.
"Hao diduga setuju, menandatangani perjanjian spionase dengan AS dan menerima pelatihan," kata pernyataan itu.
Sekembalinya ke China, Hao mendapat pekerjaan di kementerian pemerintah. Ia diduga bertemu dengan agen CIA beberapa kali untuk memberikan intelijen dan mengumpulkan dana spionase, menurut klaim agen mata-mata China. Dikatakannya, kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Pernyataan itu muncul hanya 10 hari setelah kementerian yang sama mengklaim telah menemukan mata-mata warga negara China lainnya untuk CIA. Ia adalah seorang pekerja di sebuah kelompok industri militer China yang tidak dikenal, diduga direkrut saat belajar di Italia.
Pernyataan tentang kedua kasus tersebut dirilis oleh Kementerian Keamanan Negara di aplikasi media sosial China Wechat.
Dalam postingan di Wechat, kementerian meminta semua anggota masyarakat untuk bergabung melawan spionase dan menawarkan hadiah dan perlindungan bagi mereka yang memberikan informasi.
Pemimpin China Xi Jinping telah menjadikan keamanan nasional sebagai prioritas utama untuk melawan ancaman yang berkembang dari pasukan asing, terutama dari AS untuk merusak kebangkitan dan stabilitas politik China.
AS dan China telah lama memata-matai satu sama lain, tetapi memburuknya hubungan baru-baru ini antara dua ekonomi terbesar dunia telah meningkatkan persaingan tersebut.
Sebelumnya pada Agustus, dua pelaut Angkatan Laut AS di California ditangkap karena diduga memberikan informasi sensitif militer AS kepada petugas intelijen China.