Di Masa Akhir Jabatannya, Jokowi Tegaskan Miliki Informasi Pergerakan Parpol, Dapat Info dari Intel

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar - Di masa-masa akhir jabatannya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi), menegaskan dihadapan para pendukungnya, bahwa ia memiliki data informasi mengenai kondisi seluruh partai politik, mencakup strategi, dan lainnya secara komplet. Jokowi bilang informasi tersbut ia peroleh dari intelijen negara. 

Siap Siaga Panglima Kerahkan 169.369 TNI Untuk Amankan Pilkada Kali Ini

Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 16 September.

“Dalamnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju ke mana saya tahu. Informasi yang saya terima komplet,” tegas Jokowi.

Buntut Bentrokan Suporter Israel-Prancis Pecah di Stade de France, Antisemitisme Kembali Mencuat

Jokowi menjelaskan bahwa selain dari intelijen negara, dirinya juga  memiliki informasi intelijen dari berbagai pihak, dan juga informasi mengenai data terbaru, hingga survei terkait partai politik.

“Dari intelijen saya ada, BIN (Badan Intelijen Negara). Dari intelijen di Polri, ada. Dari intelijen di TNI, saya punya, BAIS (Badan Intelijen Strategis), dan info-info di luar itu. Angka, data, survei, semuanya ada,” kata Jokowi.

Mengintip Senyum Ceria Pelajar SD Saat Mendapatkan Makan Siang Bergizi Gratis dari TNI/Polri

Ilustrasi Operasi Intelijen.

Photo :
  • Viva.co.id

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa informasi tersebut hanya dimiliki olehnya sendiri. Karena, khusus diberikan intelijen secara langsung.

“Dan itu hanya miliknya Presiden. Dia (informasi) itu langsung,” ujar Jokowi.

Dalam acara relawan itu, Jokowi menjelaskan kepemimpinan ke depan sangat penting dan menentukan apakah Indonesia akan mampu melompat menjadi negara maju atau hanya berkutat sebagai negara berkembang.

Karena itu, pelaksanaan Pemilu untuk menentukan Presiden-Wakil Presiden selanjutnya yakni Pemilu 2024, Pemilu 2029, dan Pemilu 2034 akan sangat menentukan posisi bangsa Indonesia.

“Saya berikan contoh di Amerika Latin, banyak negara sudah jadi negara berkembang, tahun 60-an, tahun 70-an sudah jadi negara berkembang, tapi saat ini mereka juga masih negara berkembang. Tak bisa keluar dari jebakan. Kita tidak mau itu, dan kesempatan itu hanya ada di tiga periode kepemimpinan nasional kita,” kata dia.

Presiden Jokowi saat di Pasar Kranggot (Cilegon-Banten)

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Saat ini Indonesia memiliki peluang untuk melompat menjadi negara maju dari negara berkembang karena memiliki bonus demografi dan kebijakan hilirisasi sumber daya alam.

Presiden mencontohkan salah satu kebijakan hilirisasi yakni penghentian ekspor bijih nikel dan menggantinya dengan produk bernilai tambah yang telah memberikan penerimaan negara secara signifikan.

“Saya berpikiran negara ini harus jadi negara maju, negara makmur. Tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan,” tutupnya.