Jokowi Kembali Cawe-Cawe, Ingatkan Masyarakat Hati-Hati Memilih Pemimpin

Presiden Jokowi Beri Sambutan di KTT ke-45 EU (Belgia), 2022
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Di detik-detik akhir masa jabatannya sebagai Presiden, Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin negara setelah ia lengser.

Pengakuan Pelatih Timnas Jepang, Skuad Garuda Lebih Tangguh

Sebab, menurut Jokowi Indonesia memiliki kesempatan emas sebagai negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan.  

"Dan, tiga periode kepemimpinan nasional ke depan ini sangat menentukan di 2024 yang pertama, di 2029 yang kedua, di 2034 ini sangat menentukan sekali," kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan dalam acara Rembug Nasional Kelompok Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 16 September 2023.

Relawan Terdepan Covid 19 Ika Dewi Maharani

Presiden Joko Widodo.

Photo :
  • Viva.co.id

Jokowi melanjutkan, seperti dikatakan Ketua Umum Solmet Silfester Matutina bahwa negara-negara Amerika Latin yang sudah sejak tahun 1950 sampai 1970 menjadi negara berkembang.

Ibu Negara Sangat Berpengaruh Bagi Indonesia Meski Tidak Diatur Oleh Hukum

Tapi, kata Jokowi, sampai saat ini, selama 60 sampai 70 tahun masih menjadi negara berkembang, karena ketika ada kesempatan melompat tidak bekerja keras untuk menghasilkan lompatan-lompatan.

"Dan kita mau terjebak dalam apa yang tadi saya ceritakan. Kita harus mampu dalam tiga periode ke depan, memiliki pemimpin yang bisa membawa kita semuanya melompat menjadi negara sejahtera," kata Presiden Jokowi.

Kepala negara menyampaikan bahwa Indonesia berutang kepada  IMF (International Monetary Fund) beberapa puluh tahun lalu saat krisis ekonomi.

KTT ASEAN ke-43, Presiden Jokowi terima kehadiran Dir Pelaksana IMF

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Dalam perkembangan saat ini, sudah semakin banyak negara yang berhutang kepada lembaga Dana Moneter Internasional itu.

"Kita pernah jadi pasiennya IMF tahun 1997-1998 karena krisis di Indonesia. Sekarang lebih banyak lagi, 96 negara menjadi pasiennya IMF," kata Jokowi.

Presiden pun mengajak masyarakat Indonesia bersyukur atas keadaan saat ini yang berhasil melalui pandemi COVID-19 dengan baik di tengah krisis yang melanda negara-negara secara global.

"Inilah yang wajib kita syukuri karena untuk keluar setelah krisis COVID itu tidak mudah. Harga pangan naik, harga energi naik, Bunga bank di semua negara naik," kata Presiden Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, bahwa yang akan dihadapi oleh kepemimpinan nasional ke depan sesuatu yang tidak mudah.

"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan hati-hati dalam kepemimpinan 2024 bahwa menyangkut 273 juta rakyat kita, di 17.000 pulau mereka tinggal," imbuhnya.