Tak Terima dituduh Intoleran, Walikota Depok: Kalau Perlu Saya Khutbah di Gereja
- Viva.co.id
VIVA Jabar - Kasus intoleransi di Kota Depok masih menjadi perbincangan hangat hingga kini. Terbaru, Kapel tempat ibadah umat Kristiani dipersoalkan oleh warga sekitar, Sabtu, 9 September 2023.
Wali Kota Depok, Muhammad Idris menanggapi persoalan diskriminatif tersebut. Idris mengiyakan Kapel tersebut belum memiliki Izin.
“Izinnya adalah soal layak fungsi pemanfaatan, itu yang harus dipenuhi. Jadi izin pemanfaatan ruko untuk ibadah yang namanya kapel dan ini sebatas dua tahun,” kata Idris, Selasa, 19 September 2023.
Ditegaskan, Pemkot Depok tidak pernah melarang umat lain beribadah. Bahkan Idris menyebut di Depok banyak rumah ibadah non muslim.
Dia juga mengaku beberapa kali meresmikan gereja sampai ada pendeta di Kecamatan Pancoran Mas.
“Jadi jangan ada lagi ya judul intoleran, orang kita biarkan kok. Enggak pernah kita usik,” tegasnya.
Idris terlihat kesal dituding intoleran. Dia menyebut dalam waktu dekat akan meresmikan gereja Protestan Nias. Dia pun menantang akan masuk ke gereja dan khutbah disana.
“Kalau perlu saya masuk ke gereja, kalau perlu saya khutbah,” ungkapnya kesal.
Menurutnya, sejak dulu Depok toleransi terhadap kebebasan beribadah umat beragama. Yang mengatakan intoleran hanya segelintir orang saja.
“Nih saya buka aja nih. Waktu kita pertemuan FKUB dengan masyarakat dan pihak gereja, yang datang siapa? Orang politik,” kecamnya.
Dia meminta persoalan ini jangan dipolitisasi. Dia mengingatkan kalau berani mempolitisasi masalah ini akan tahu akibatnya.
“Jangan dipolitisasi ini masalah. Kalau emang berani-berani mempolitiasasi ini akan tahu rasanya sendiri. Kalau orang ingin jadi orang tinggi, jangan merendahkan orang lain,” ujarnya kesal
Massa Tolak Keberadaan Kapel Cinere Sebelumnya, sejumlah massa mendatangi bangunan kapel yang berada di salah satu ruko di Jalan Bukit Cinere Raya Rt 12/03, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Depok.
Massa datang pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB. Pengurus kapel, Arif Syamsul mengatakan puluhan orang yang mendatangi kapel hanya menggedor gerbang dan memfoto kapel yang baru ada sekitar dua bulan lalu.
Dijelaskan, kapel tersebut merupakan pindahan dari Cinere Bellevue. Namun karena kontrak di Cinere Bellevue habis, kemudian kapel pindah ke ruko yang ada di Kelurahan Gandul.
Dia menuturkan, saat minta izin melakukan peribadatan sempat dipersulit oleh lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) setempat.
“Kami itu pindahan dari Cinere yang di Pangkalan Jati. Karena kontrak habis, kita pindah ke daerah Gandul. Kita selalu sewa ruko yang mana menurut UU untuk membuat kapel tidak perlu (izin), tapi kita bahasanya kulonuwun ke RT/RW, kelurahan, kecamatan,” ujarnya.
Anggota LPM Gandul mengajukan syarat berupa pengumpulan 60 tanda tangan dan KTP dari warga setempat agar ibadah di kapel bisa dilaksanakan. Arif pun bisa mengumpulkan hingga 80 tanda tangan dari warga sekitar kapel.
"Tapi mereka masih mempersulit," ungkapnya
Pada pekan lalu, pihaknya baru bisa melaksanakan ibadah namun dengan diberi pengamanan oleh pihak kepolisian dan TNI. Ketika ibadah selesai, pihak LPM Gandul kembali mengajukan syarat baru terkait izin beribadah.
Mereka meminta adanya restu dari Wali Kota Depok agar ibadah di kapel daerah Gandul bisa digelar.
"Jadi mereka mempersulit lagi kami disuruh restu dulu dari Wali Kota. Mereka minta ditiadakan dulu ibadah selama dua kali minggu," tegasnya.
Arif menuturkan, ketika massa datang pagi tadi memang tidak ada jemaat di kapel. Pengurus kapel kemudian memutuskan tidak menggelar ibadah secara fisik pada Minggu (17/9).
"Akhirnya kita ibadah streaming sampai kita mau ajukan ke Wali Kota," ungkapnya
Terpisah, Kapolres Metro Depok Kombes Pol Ahmad Fuady mengatakan, massa yang datang ke kapel tadi pagi adalah Ketua LPM Gandul dan jamaah yang ikut kajian subuh di masjid dekat lokasi Kapel. Massa datang untuk menyampaikan penolakan adanya Kapel tersebut.
"Dan saat didatangi tidak ada kegiatan ibadah di Kapel tersebut. Setelah mendatangi lokasi para warga meninggalkan lokasi dan sama sekali tidak ada tindak kekerasan," kata Kapolres.
Polisi juga memberikan pengamanan pada jemaat Kapel ketika melakukan ibadah pekan lalu. ibadah berjalan lancar tanpa gangguan.
Polres Metro Depok berkomitmen untuk menjamin keamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah semua pemeluk agama yang ada di Depok.