Semakin Gencar, Teknologi Blockchain Dorong Kemajuan Ekonomi Hijau

Logo Kripto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Isu perubahan iklim kini semakin gencar menjadi perbincangan dan perhatian hampir seluruh negara di dunia. Dengan didukung semangat Perjanjian Paris untuk membuat emisi karbon nol di 2050, konsep ekonomi hijau telah lahir dengan tujuan untuk mengurangi bahkan membuat emisi karbon yang merusak lingkungan dan menyebabkan perubahan iklim menjadi nol, dengan cara beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT).

Akhirnya! POCO X6 Pro Bakal Dapat Fitur AI Lewat HyperOS 2.0 Nih

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan perdagangan karbon (carbon trading).

Tentunya, membangun ekonomi hijau bukan perkara mudah. Pasalnya, banyak biaya yang harus dikeluarkan di awal untuk menciptakan teknologi dan infrastruktur yang mendukung.

Oppo Find X8 Pro Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Spesifikasi Premium Harga Rp 20 Juta

Maka dari itu, pemerintah dan para ahli pun mulai mencari solusi untuk mengembangkan ekonomi hijau. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi blockchain.

Peran Teknologi Blockchain untuk Ekonomi Hijau

Punya 4 Kamera 50 MP, Oppo Find X8 Pro Bakal Jadi Saingan Berat di Sektor Kamera Nih

Upbit melihat potensi besar dalam peranan teknologi blockchain dalam mengembangkan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Berikut beberapa peran utama teknologi blockchain dalam mendukung perkembangan ekonomi hijau yang dirangkum oleh Upbit Indonesia:

1. Pelacakan Sumber Daya dan Rantai Pasokan Berkelanjutan

Blockchain dapat digunakan untuk mencatat dengan transparan dan akurat sumber daya alam, seperti kayu, logam, atau air, dari sumbernya hingga ke konsumen akhir. Hal ini sangat penting dalam memastikan bahwa sumber daya alam digunakan secara berkelanjutan dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.

2. Energi Terbarukan dan Perdagangan Karbon

Blockchain dapat digunakan dalam industri energi terbarukan untuk memungkinkan perdagangan energi terbarukan secara langsung antara produsen dan konsumen. Selain itu, blockchain juga dapat digunakan untuk mencatat dan mengaudit emisi karbon, memungkinkan perusahaan dan negara untuk memantau dan mengurangi jejak karbon mereka, serta berpartisipasi dalam perdagangan karbon yang efisien.

3. Transparansi dan Akuntabilitas

Blockchain menawarkan tingkat transparasi dan akuntabilitas yang tinggi dalam data dan transaksi. Ini dapat membantu mengatasi masalah penipuan dan greenwashing, serta memastikan bahwa perusahaan dan proyek - proyek yang mengklaim berkontribusi pada ekonomi hijau benar - benar mematuhi praktik berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi hijau.

Resna Raniadi, VP of Operations Upbit Indonesia mengatakan bahwa blockchain sendiri memiliki tantangan seperti regulasi, biaya dan juga pelaksanaannya.

“Meskipun blockchain memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi hijau, penting untuk diingat bahwa teknologi ini juga memiliki tantangan, seperti regulasi, biaya pengembangan, dan juga implementasi nya.” ujar Resna Raniadi.

“Namun, dengan perkembangan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan, blockchain dapat menjadi alat yang kuat dalam memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, pihak swasta, dan akademia untuk menciptakan regulasi yang mendukung teknologi blockchain, seperti insentif keuangan untuk perusahaan atau proyek yang menggunakan teknologi blockhain, serta mengadakan edukasi dan pelatihan untuk masyarakat sehingga dapat membantu memperluas pemahaman tentang manfaat teknologi ini, ” tutup Resna Raniadi.