Soal 'Kopi Sianida', Otto Patahkan Argumentasi di Kasus Mendiang Mirna
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Kuasa Hukum terpidana Jessica Kumala Wongso dalam kasus 'Kopi Sianida', Otto Hasibuan masih meragukan segala bukti dan keterangan yang disampaikan dalam persidangan hingga kliennya diputuskan penjara 20 tahun.
Menurut Otto, mendiang Wayan Mirna Salihin meninggal dunia saat itu bukan karena ulah Jessica membubuhi Sianida di es kopi Vietnam yang diminum Mirna.
Otto membantah klaim yang mengatakan bahwa telah ditemukan 0,2 mg Sianida dalam jasad Mirna.
Otto janggal dengan temuan itu. Otto menjawab temuan kandungan 'Sianida' dengan beberapa fakta.
Pertama, kata Otto, 0,2 mg Sianida disebutkan 3 hari setelah Mirna meninggal dunia. Padahal dalam laporan yang Ia terima dijelaskan bahwa setelah 70 menit Mirna meninggal, Mirna diperiksa dan dari hasil pemeriksaan menyebutkan cairan lambung Mendiang Mirna ternyata negatif 'Sianida'.
Namun, setelah 3 hari kemudian dan Mirna sudah diberi formalin baru ditemukan ada 0,2 mg sianida dalam tubuhnya. Otto menegaskan, ini penuh kejanggalan. Kenapa yang tadinya tidak ada menjadi ada.
"Pertanyaannya, bisakah dari tiada menjadi ada? Karena ini kan masuk dari mulut, dikatakan diminum tidak ada sianida tapi 3 hari jadi ada, mungkin gak? Aneh kan?” ungkap Otto Hasibuan dalam acara Karni Ilyas Club pada Kamis (5/10/2023)
“Kalo umpamanya dari ada menjadi tidak ada itu logis bisa hilang, ini dari gak ada jadi ada. Itu sebabnya ahli mengatakan kalo itu terjadi ada potensi kemungkinan sianida dimasukkan kemudian setelah Mirna meninggal karena jadi ada,” sambungnya.
Alasan kedua, Otto mengulas keterangan dari salah seorang Dokter. Menurut dokter, kata Otto, di dalam tubuh manusia sejatinya selalu ada sianida, hanya saja kadarnya sangat sedikit dan tidak mematikan.
Otto menyampaikan, Sianida bisa mematikan jika kandungannya antara 50 mg-176 mg. Sedangkan dalam tubuh Mirna hanya ada 0,2 mg yang dimana berarti tidak mematikan.
“Apel pun 0,6 mg sianida, rokok ada sianida, air ledeng kita kalo periksa PAM itu ada juga sianida. Setiap yang kita minum ini ada sianida, tapi jumlahnya sedikit tidak mematikan dan itu semua manusia pasti punya sianida tapi tidak mematikan,” kata Otto.
“Yang bisa mematikan adalah antara 50 mg sampai 176 mg, nah ini hanya 0,2 mg. Katakanlah ada, (tapi hanya) 0,2 tidak mematikan. Jadi tidak ada alasan mengatakan bahwa dia (Mirna) mati karena sianida,” bebernya.
Selanjutnya, yang ketiga soal kesaksian ahli dari Australia. Menurut saksi ahli tersebut dikemukakan bahwa itu adalah sianida yang timbul pasca kematian dan itu lazim. Namun, dirinya tetap ragu dan meneliti lagi laporan data dari pihak kepolisian.
“Akhirnya saya ragu, saya teliti lagi laporan lapkrim ini. Setelah saya lihat 70 menit tidak ada sianida, saya lihat di hati yang diperiksa oleh dokter Slamet itu tidak ada sianida. Padahal semua dokter mengatakan kalau masuk ke makan, masuk ke lambung, masuk ke dalam hati atau darah itu pasti ada di dalam hati, mutlak itu,” pungkasnya.