Buntut Kasus Kopi Sianida, Ayah Mirna Ngaku Ditipu oleh Netflix

Kasus 'Kopi Sianida', Ayah Mendiang Mirna (Edi Darmawan Salihin)
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar – Platform streaming Netflix telah merilis film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso pada akhir September 2023 lalu. Film berdurasi 1,5 jam itu mengulas beberapa kejanggalan meninggalnya Wayan Mirna Salihin pada tahun 2016 silam.

5 Rekomendasi Google TV 43 Inch Terbaik dan Termurah, Harga Terjangkau dan Kualitas Terjamin

Sahabat Mirna, Jessica Wongso dianggap sebagai orang yang menaruh racun sianida dalam kopi Vietnam yang diminum Mirna sehingga merenggut nyawanya. Alhasil, Jessica Wongso dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.

Ternyata, ditayangkannya film dokumenter tersebut membuat ayah Wayan Mirna Salihin yakni Edi Darmawan Salihin geram. Pasalnya, Edi merasa ditipu oleh platform streaming tersebut.

Bingung Pilih Smart TV atau Android TV? Simak Perbedaan Lengkapnya Disini

Tak cukup sampai disitu, Edi Darmawan juga mengatakan Netflix jahat. Ia meminta publik untuk tidak terkecoh dengan film dokumenter berdurasi 1,5 jam itu.

"Janganlah dengerin Netflix. Itu ditipu, jahat dia,” ungkap Edi Darmawan dalam wawancara bersama Karni Ilyas, dikutip pada Jum'at, 13 Oktober 2023.

Dari Drama Korea hingga Film Hollywood, Semua Ada di Platform Streaming Ini

Lebih lanjut, Edi Darmawan mengatakan bahwa aplikasi Netflix adalah milik orang Singapura bernama Jessica Wong.

"Netflix itu, saya ketipu sama dia. Jadi Netflix itu adalah orang Singapura yang punya, namanya Jessica Wong. Nah syuting kita, director dan sutradaranya Rob Sixmith. Saya gak dapat apa-apa dari dia," ujar ayah Mirna tersebut.

Namun, menurut informasi yang dirilis intipseleb pada Senin, 9 Oktober 2023 lalu, disebut bahwa Netflix adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang kini sudah merambah ke 200 negara.

Reed Hastings, salah satu pendiri dan pemegang saham terbesar Netflix, saat ini memiliki sekitar 2 persen saham Netflix yang diperdagangkan secara publik sejak tahun 2002.

Hastings mendirikan Netflix pada tahun 1995, awalnya sebagai layanan berlangganan DVD di Amerika Serikat sebelum beralih ke layanan streaming konten pada tahun 2007. Namun, pada Januari 2023, Hastings mengundurkan diri dari jabatannya sebagai co-CEO Netflix.

Netflix memiliki kantor cabang di berbagai negara, termasuk Singapura, yang berperan sebagai pusat operasi untuk kawasan Asia Pasifik (APAC).

Diketahui, Tony Zameczkowski adalah Penanggung Jawab Netflix APAC sejak April 2016. Selain Tony, jajaran direksi Netflix APAC juga melibatkan Zizi Ezlina sebagai koordinator kebijakan publik dan Debra Richards yang menjabat sebagai direktur dan kepala kebijakan produksi.

Kendati Edi Darmawan menyebut bahwa Jessica Wong adalah pemilik Netflix Singapura, namun di situs resmi Netflix tidak mencantumkan nama tersebut.