Netralitas Presiden di Meja Makan

Presiden Jokowi Bersama Beberapa Pimpinan Parpol.
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar - Masyarakat tanah air dibuat ramai dan meriah dengan pola diplomasi ala jokowi. Dimana pola diplomasi politik ala jokowi dengan mengundang makan siang tiga calon presiden. 

Tips Mengaktifkan Facebook Pro Untuk Mendapatkan Uang Dari Facebook

Agenda tersebut dilaksanakan di tengah berbagai 'isu miring' terhadap jokowi sedang merebak di tengah masyarakat.

Apakah itu isu intervensi terhadap partai politik, rekayasa hukum melalui MK demi meloloskan anak sulungnya sebagai calon wakil presiden, isu pembangkangan gibran terhadap PDIP dan isu jokowi sedang membangun dinasti politik. 

Dukung Pasangan ZeinJo di Pilkada Purwakarta, Relawan Samawi Gelar Deklarasi

Semua isu tersebut mengarah kepada ketidakpercayaan publik terhadap netralitas presiden pada pemilu 2024 mendatang. 

Jokowi Pastikan Bansos Pangan Cair Oktober 2024, Tinjau Langsung di Kalimantan Timur

Patut diduga undangan Jokowi ngajak makan siang ketiga calon presiden tersebut sebagai upaya untuk mematahkan stigma publik terhadap kemungkinan ketidaknetralan Jokowi pada pemilu mendatang. 

Berangkat dari fenomena di atas, setidaknya ada tiga hal yang menarik untuk saya komentari:

Pertama, Undangan Tidak Menyertakan Calon Wakil Presiden 

Salah satu yang membuat gaduh dan menaikan tensi eskalasi politik menjelang Pemilu 2024 ini adalah calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM). 

Dimana calon wakil presiden yang akan mendampingi prabowo adalah anak sulungnya jokowi. Namun kenapa jokowi tidak mengundang para calon wakil presiden. 

Besar kemungkinan ketika mengundang calon wakil presiden, akan semakin memperkuat stigma bengunan dinasti politik kekuasaan yang sedang diskenariokan oleh jokowi, sehingga mempertegas keberpihakan jokowi terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. 

Walaupun menurut informasi calon wakil presiden pun akan diundang kegiatan yang sama, namun tidak bersama jokowi namun bersama wakil presiden ma'ruf amin.  

Kedua, Komentar Masing-Masing Calon Presiden

Setelah kegiatan makan siang tersebut, di hadapan awak media masing-masing calon presiden memberikan komentarnya. 

Yang terlihat emosional dan sangat substantif adalah anies baswedan. Dimana dia mempertegas permintaanya terhadap presiden untuk bersikap netral pada pemilu 2024 mendatang. 

Berbeda dengan dua calon presiden lainnya, yakni Prabowo dan Ganjar Pranowo. Baik Prabowo maupun Ganjar mengomentarinya dengan sangat-sangat santai dan yang dikomentari hanyalah yang nampak di meja makan dan teknis mereka dalan makan siang tersebut. 

Makan nasi atau lontong, banyak dan tidaknya dan menu yang disajikan. Disini terlihat jelas, bahwa kekhawatiran anies atas netralitas jokowi pada pemilu 2024.  Hal itu bisa difahami, karena ada gibran yang merupakan anak sulungnya menjadi calon wakil presiden. 

Ilustrasi Pemilu, Logo Peserta Pemilu (Parpol)

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Ketiga, Meme Photo Yang Beredar di Tengah Publik

Salah satu photo yang tersebar di publik adalah posisi masing-masing calon presiden ketika bersalaman. Ada tiga photo dijadikan satu, dengan menggambarkan hanya Anies yang bersalaman dengan jokowi sambil menatap wajah jokowi. 

Saya tidak melihat kejadian utuh gambar bergerak ketika mereka bersalaman. Namun bagi saya, sangat mungkin photo tersebut sengaja diambil ketika prabowo dan ganjar sedang tidak menatap wajah jokowi, sedangkan photo anies diambil ketika sedang menatap wajah jokowi. 

Nalar sederhana saya, tidak mungkin ada orang salaman tidak saling menatap wajah. Kecuali santri terhadap kyainya. 

Sehingga photo yang tersebar hanya untuk memberikan kesan bahwa, hanya calon presiden anies yang tidak di bawah bayang-bayang jokowi. 

Dari rentetan kegiatan makan siang politik tersebut pertanyaanya, apakah dengan kegiatan tersebut mampu menyampaikan pesan kepada publik, bahwa jokowi akan netral pada pemilu 2024 mendatang?

Saya rasa tidak, netralitas tersebut hanya terlihat di meja makan. Karena opini yang berkembang di tengah masyarakat terkait ketidaknetralan jokowi pada pemilu 2024 sudah terlihat sejak lama melalui berbagai skenario politik dan hukum. 

Dengan Anwar Usman ketua MK memutus gugatan syarat usia minimal dan maksimal saja sudah terlihat ketidaknetralannya. 

Ditambah lagi dengan disebut-sebut adanya erdorse bagi PAN dan golkar untuk merapat ke prabowo. 

Dan klimaksnya dengan dicalonkannya gibran menjadi calon wakil presiden prabowo yang diusung oleh partai golkar yang disebut-sebut menjawab berbagai spekulasi publik atas skenario dinasty politik kekuasaan yang sedang dibangun oleh jokowi. Sehingga opini dan stigma publik tidak mungkin berubah hanya dipertontonkan di meja makan.