Heroik, Kang Dedi Berlari Bubarkan Balap Liar Sepulang Safari Ramadan
- viva.co.id
Jabar – Agenda Safari Ramadan Kang Dedi Mulyadi terus dilaksanakan di beberapa tempat di Jawa Barat. Safari Ramadan bertajuk ‘Hariring Peuting Romadon Mendak Caang Poek Peuting’ kerap berlangsung hingga malam hari. Terbaru, kang Dedi menggerlarnya di Kabupaten Purwakarta.
Tak hanya menyuguhkan ceramah dan hiburan bersama artis seperti Gita KDI dan Charly Van Houten, Safari Ramadan itu juga sebagai penawar rindu warga Purwakarta dengan Kang Dedi Mulyadi.
Namun, ada peristiwa yang cukup menegangkan terjadi saat Kang Dedi dalam perjalanan pulang dari acara menuju kediamannya di Lembur Pakuan Subang. Di sekitar Jalan Raya Cikopo ia melihat gerombolan pemuda yang sedang melakukan aksi balap liar.
Para pemuda tersebut secara tak terkendali memanfaatkan jalanan yang lurus untuk mengadu kecepatan sepeda motornya. Kendati jalanan itu lurus, namun sangat membahayakan terlebih dapat mengganggu pengguna jalan lainnya.
Melihat aksi balap liar itu, Kang Dedi turun dari mobilnya. Bukan untuk mendukung, Kang Dedi melakukan aksi heroik. Ia berlari ke arah gerombolan pemuda tersebut untuk membubarkan aksi berbahaya itu.
Buyar, gerombolan pemuda yang diketahui mayoritas masih di bawah umur itu berhamburan lari membubarkan diri.
“Yang seperti ini jangan dibiarkan karena mengganggu ketertiban umum dan berdampak pada kecelakaan,” ujar Kang Dedi.
Melihat gerombolan tersebut membubarkan diri, Kang Dedi pun kembali naik mobil dan melanjutkan perjalanan.
Sekitar 200 meter mobil kembali berhenti karena melihat kerumunan orang. Ternyata kerumunan tersebut adalah sejumlah anggota kepolisian berpakaian preman yang berhasil menangkap gerombolan yang sebelumnya dibubarkan Kang Dedi.
Salah satu pemuda yang ditangkap mengelak terlibat balap liar. Ia mengaku hanya keluar rumah untuk mencari sahur.
“Saya udah bilang ke mamah mau keluar sebentar, gak ikut balapan,” ucap pemuda yang ternyata masih berstatus pelajar SMP itu.
Namun dalih tersebut terpatahkan mengingat belum masuk waktu makan sahur. Selain itu motor yang dikendari pun sudah dimodifikasi layaknya motor balap.
Kang Dedi Mulyadi pun meminta kepolisian untuk memproses para pemuda tersebut. Sebab selain membahayakan, rata-rata motor yang digunakan balap tak memiliki surat resmi.
“Sudah proses saja supaya jera,” ujar Kang Dedi Mulyadi.