Potret Seram Seputar Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza
- Screenshoot Berita VIVANews
Hal serupa dialami pria paruh baya bernama Nemer Abu Thair di RS Rumah Sakit Al Shifa. Dia mengaku untuk mengganti balutan dan mengoleskan desinfektan pada luka di punggungnya imbas serangan udara zionis Israel.
Dia mengatakan tak diberikan obat pereda nyeri saat luka tersebut pertama kali dijahit.
"Saya terus membaca Alquran sampai selesai,” ujarnya.
Direktur Rumah Sakit Al Shifa, Mohammad Abu Selmeyah, menjelaskan kondisi di area rumah sakit.
Menurutnya, banyak orang yang terluka imbas kebrutalan Israel dibawa ke rumah sakit. Dengan sarana yang terbatas dan tak ada pilihan selain merawat mereka di lantai, tanpa obat pereda nyeri yang cukup.
Dia mencontohkan peristiwa pasca ledakan di Rumah Sakit Al Ahli Arab pada 17 Oktober 2023. Saat itu, sekitar 250 orang yang luka berat tiba di Al Shifa yang hanya memiliki 12 ruang operasi.
"Jika kami menunggu untuk mengoperasi mereka satu per satu, kami akan kehilangan banyak korban luka,” kata Abu Selmeyah.