Kubu Israel Terindikasi Pecah, Mantan Perdana Menteri Yair Lapid Desak Netanyahu Mundur

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Sumber :
  • screenshoot berita VivaNews

VIVA Jabar – Kubu Israel tampaknya sudah terpecah menjadi dua usai mantan Perdana Menteri Israel, Yair Lapid mendesak perdana menteri yang saat ini sedang menjabat untuk mengundurkan diri dari kursi jabatan tersebut. Hal tersebut lantaran agresi ke Jalur Gaza yang semakin mengerikan.

Buntut Bentrokan Suporter Israel-Prancis Pecah di Stade de France, Antisemitisme Kembali Mencuat

Lapid yang saat ini menjadi oposisi untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menghilangkan kepercayaan khalayak publik usai kebobolan Hamas beberapa waktu lalu. Desakan ini merupakan yang pertama sejak agresi ke jalur Gaza beberapa waktu lalu.  "Netanyahu tidak bisa tetap menjadi Perdana Menteri di Israel. Kita memerlukan pemerintahan untuk pemulihan nasional. Dia harus mundur sekarang juga," kata Yair Lapid seperti dilansir dari laman CNN International pada Kamis, 16 November 2023. 

"Kita tidak bisa membiarkan diri kita memiliki perdana menteri yang kehilangan kepercayaan khalyak publik, baik dari sudut pandang sosial maupun keamanan. Kita perlu mengubah pemerintahan,” ungkap Lapid. 

Isi Janji Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, Atasi Perang di Palestina dan Ukraina

Perdana Menteri Israel Yair Lapid

Photo :
  • tangkapan layar berita VivaNews

Menurut dia, pemerintah yang saat ini sedang menjabat tidak benar-benar berfungsi untuk negeri. Mereka justru melakukan berbagai hal dengan benar terhadap lembaga pertahanan Israel. Meski begitu, ia menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan pemilihan umum. 

Keji! Israel Kembali Serang Kamp Pengungsian, Total Korban Jiwa Tewas Bertambah Menjadi 43.799

Menariknya, desakan Netanyahu untuk mundur jadi Perdana Menteri bukan hanya berasal dari Lapid. Sebelumnya, sekelompok orang di Israel telah melakukan unjuk rasa di kediaman pemimpin Israel tersebut, di Yerusalem.  "Bibi (sapaan Netanyahu) adalah sosok pembunuh," teriak beberapa pengunjuk rasa.

Sebagian besar warga Israel, terutama yang mendiami perbatasan dekat Jalur Gaza mengaku kecewa dengan pemerintahan Netanyahu. Mereka menilai bahwa Netanyahu lambat dalam melindungi dan mengevakuasi warganya dari serangan militan Hamas.  Pada 4 November lalu, ratusan pendemo juga sempat turun ke jalan kompleks kediaman Perdana Menteri Netanyahu dengan menuntut dirinya untuk mundur. Para pendemo juga mendesak Netanyahu untuk diseret ke penjara karena tidak becus menjaga keamanan Israel.  Seperti diketahui, sampai saat ini Israel masih terus melayangkan serangan, baik udara maupun darat ke Jalur Gaza. Tercatat, lebih dari 11.800 orang meninggal dunia dengan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan warga sipil.