Makin Bengis Israel Bom Sekolah di Palestina, Puluhan Orang Meninggal

Konflik Israel & Palestina, Para Medis Gaza Bawa Korban Anak-anak
Sumber :
  • Screenshoot Berita VIVANews

VIVA Jabar – Sebuah sekolah di Palestina yang terafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan saat ini menjadi tempat mengungsi ribuan orang kembali menjadi sasaran bom Israel.

Libur Sekolah 27 November 2024 Pilkada Serentak 2024

Pada Sabtu, 18 November 2023 lalu sebuah bom tentara Israel menghantam sekolah tersebut. Akibatnya, bom itu menewaskan dan melukai puluhan warga sipil.

Tim medis di Palestina mengungkapkan saat ini mereka kesulitan memindahkan jenazah dan korban luka-luka untuk dilakukan perawatan.

Buntut Bentrokan Suporter Israel-Prancis Pecah di Stade de France, Antisemitisme Kembali Mencuat

Diketahui, Sekolah yang dibom zionis itu ialah Sekolah Al-Fakhoura yang terletak di Jabalia, utara Gaza. Sekolah ini berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Sumber medis dan lokal Palestina mengatakan kepada Anadolu bahwa "jenazah para syuhada menutupi koridor sekolah."

Konflik Israel & Palestina, Israel Kembali Serang Gaza Palestina

Photo :
  • Screenshoot Berita VIVANews
Keji! Israel Kembali Serang Kamp Pengungsian, Total Korban Jiwa Tewas Bertambah Menjadi 43.799

Kabar tersebut juga dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Palestina. Mereka mengatakan Israel kembali menyerang sekolah yang terafiliasi dengan PBB tersebut.

"Kami mengutuk keras pembantaian masal yang terus menerus dilakukan pasukan pendudukan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, yang terbaru adalah pembantaian keji di Sekolah Al-Fakhoura yang penuh dengan orang-orang yang terpaksa mengungsi." ujarnya.

"Kami menganggap ini sebagai bukti baru yang membuktikan bahwa perang Israel terhadap warga sipil Palestina bertujuan mengosongkan seluruh wilayah Jalur Gaza utara dari penduduk Palestina," kata kementerian itu.

"Pembantaian yang menargetkan sekolah UNRWA, pasukan pendudukan menghina komunitas internasional dan PBB, serta menganggap angin lalu semua tuntutan tidak efektif masyarakat internasional yang menyerukan perlindungan warga sipil." imbuhnya.