Mulai Ada Titik Terang, Hamas Klaim Ada Peluang Gencatan Senjata dengan Israel

Ismail Haniyeh
Sumber :
  • screenshoot berita VivaNews

VIVA Jabar – Setelah berminggu-minggu perang berlangsung antara pasukan Israel dan kelompok pembebasan Palestina, Hamas, kini muncul secercah titik terang. Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh mengkonfirmasi hampir ada kesepakatan dengan Israel untuk melakukan gencatan senjata.

Buntut Bentrokan Suporter Israel-Prancis Pecah di Stade de France, Antisemitisme Kembali Mencuat

Ismail Haniyeh mengatakan Israel menyampaikan peluang gencatan senjata itu kepada Qatar selaku mediator.

"Pejabat Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar," kata Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam sebuah pernyataan.

Isi Janji Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, Atasi Perang di Palestina dan Ukraina

Menurut keterangan pejabat Hamas yang lain yaitu Izzat el Reshiq poin dari pembicaraan tersebut meliputi gencatan senjata sementara, dan mengatur laju masuknya bantuan ke Gaza serta kesepakatan pertukaran para tawanan antara Israel dan Palestina.

“Perjanjian yang diharapkan akan mencakup pembebasan sandera perempuan dan anak-anak Israel dengan imbalan pembebasan anak-anak dan perempuan Palestina di penjara-penjara pendudukan,” tambahnya, dikutip dari Alarabiya, Selasa, 21 November 2023.

Keji! Israel Kembali Serang Kamp Pengungsian, Total Korban Jiwa Tewas Bertambah Menjadi 43.799

Selain itu, Reshiq mengatakan bahwa gencatan senjata itu akan diumumkan oleh Qatar.

Sementara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden juga meyakini kesepakatan tersebut sudah dekat.

“Sekarang kita lebih dekat dibandingkan sebelumnya,” kata juru bicara Gedung Putih John Kirby.

Dia berbicara tentang perjanjian yang bertujuan untuk menjamin pembebasan beberapa sandera yang ditahan di Gaza dan jeda kemanusiaan dalam pertempuran yang akan memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Palestina.

Hamas, diketahui menyandera sekitar 240 orang selama serangannya pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang.