Dedi Mulyadi Bantu Biaya Pendidikan Anak yang Punya Warisan 9 Hektar Sawah di Karawang

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Kisruh antara ibu dan anak kandung terkait warisan belasan hektar sawah di Kabupaten Karawang terus berlanjut. Kali ini giliran sang anak yang menemui Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lembur Pakuan Subang, kemarin.

Bawa Hasil Kebun ke Lembur Pakuan, Ratusan Warga Kota Bekasi Desak KDM Nyalon Gubernur Jabar

Ooy Rokayah yang merupakan anak pertama datang bersama adik bungsunya Uyun. Mereka menemui KDM untuk meluruskan pernyataan ibu kandungnya Neneng Suryanengsih terkait kisruh warisan peninggalan almarhum ayahnya yang wafat pada 2017 silam.

Sejak ayahnya meninggal Ooy masih kuliah kedokteran di salah satu universitas swasta di Karawang. Tak lama ibunya menikah dengan pria lain. Dari situlah kisruh warisan mulai muncul.

Dedi Mulyadi Didatangi Eks Wagub Jabar, Bukan Bahas Politik Malah Soal Jodoh

“Dari situ mulai minta warisan dibagi. Akhirnya dengan disaksikan oleh tokoh masyarakat dan ustaz mamah itu diputuskan dapat 2 dari 16 hektar sawah,” ucap Ooy.

Berjalannya waktu sawah 2 hektar tersebut dijual oleh Neneng untuk dibelikan rumah. Tapi tak lama rumah tersebut dijual dan uang sisa warisan pun telah habis.

Keluarga Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Pernikahan Sesama Pria di Cianjur

Ooy mengakui dengan berat hati menjual 1 hektar sawah haknya untuk biaya kuliah kedokteran yang terkenal cukup mahal. Sisanya digunakan untuk adiknya sekolah karena tak diberi biaya oleh ibu maupun ayah tirinya.

“Sikap mamah kalau ketemu itu pasti berbeda, marah-marah terus. Adik-adik juga akhirnya inginnya ikut sama saya. Makanya saya cepat menikah karena butuh sosok pendamping,” ujarnya.

Kehadiran suami Ooy membuat perkara semakin panjang. Bahkan suami Ooy dilaporkan oleh pihak Neneng dengan tuduhan perusakan dan masuk ke rumah orang tanpa izin.

“Suami kan sering bersihkan rumah (warisan), tiba-tiba ada yang menempati, ternyata rumah itu digadai Rp 40 juta sama mamah. Suami dilaporkan karena dianggap merusak gembok yang padahal itu dibeli sendiri,” ucapnya.

Sebenarnya, kata Ooy, sesuai kesepakatan warisan untuknya dan kedua adik total 9 hektar sawah. Tapi pada kenyataannya 9 hektar sawah tersebut dikuasai oleh Neneng dan disewakan pada orang lain.

“Mamah gak pernah kasih apa-apa. Adik pertama saya sudah menikah, yang kedua sekarang ikut dan dibiayai oleh suami saya. Sampai sampai HP untuk sekolah rusak juga belum ada biaya untuk gantinya,” ujar Ooy menangis.

Ooy pun bingung karena wasiat almarhum ayah, setelah lulus SMA adik bungsunya kuliah kedokteran. Sementara kini seluruh harta dikuasai oleh ibu dan suami barunya. “Makanya saya pertahankan tidak mau memberikan surat-surat karena ada kekhawatiran semua warisan itu habis dijual,” ucapnya.

Terkait hal tersebut KDM sejak awal menilai bahwa Neneng terlalu larut dalam asmara barunya. Sehingga ia lupa akan hak anak-anaknya baik dari segi material maupun kasih sayang.

“Nanti kita pertemukan anak dan ibunya, kita bicara dari hati ke hati bukan dari aspek hukum. Seharusnya sebagai ibu bisa melindungi anaknya dan mengelola aset dengan baik. Dan ini paling aneh di dunia, orang kaya tapi anaknya HP untuk sekolah saja tidak punya,” ujar KDM.

Kang Dedi Mulyadi pun memberikan sejumlah uang kepada Yuyun untuk mengganti HP yang rusak. Selain itu KDM juga menawarkan sawah warisan tersebut disewa olehnya untuk dikelola. Uang sewa digunakan untuk biaya kuliah Yuyun dan kehidupan sehari-hari.

“Nanti setelah lulus kedokteran silakan mau diambil atau dilanjutkan lagi sewanya. Nanti saya kelola, karena sekarang lagi senang nyawah. Punya kekayaan harus jadi berkah jangan jadi musibah,” ucap KDM yang disambut bahagia Ooy dan Yuyun.