Jas Pontren Pantura Gelar Doa Bersama dan Deklarasi Pemilu Damai
- Istimewa
VIVA Jabar – Jaringan Silaturahmi Pondok Pesantren Pantura Raya (Jas Pontren Pantura) Jawa Barat menggelar doa bersama dan Deklarasi Pemilu Damai dengan khataman 100 kali Alquran pada Minggu (28/1/1/2024) malam.
Dengan tema ‘Pemilu Damai Indonesia Aman’, acara tersebut dilaksanakan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Miftahul Khoirot Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Selain di Hadiri Ratusan ulama dan Santri juga dihadiri oleh Kapolres Karawang AKBP Wirdanto Hadicaksono, Komisioner Bawaslu Karawang Ade Permana, Danramil Cilamaya dan para ustadz pimpinan pondok pesantren se-Pantura Jawa Barat yang meliputi daerah Bekasi, Kabupaten Karawang, Subang, Purwakarta dan Indramayu.
“Dengan khataman Alquran sebanyak 100 kali Pemilu yang akan dilaksanakan pada bulan februari mendatang berjalan dengan aman dan damai,” kata Ketua Pelaksana H. Asep Saefudin Abas.
H. Asep mengatakan acara khataman 100 kali Aqluran ini untuk mendoakan Pemilu Damai baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
“Acara 100 kali khataman untuk mendoakan Pemilu Damai ini baru pertama kalinya di Indonesia. Biasanya hanya doa kebangsaan saja, tapi kali ini kita mengkhatamkan 100 kali Alquran,” kata H. Asep.
Kapolres Karawang AKBP Wirdanto Hadicaksono pun mengpresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Jas Pontren Pantura tersebut.
“Kami dari Kepolisian mengapresiasi yang setingi-tingginya atas inisiasi acara doa bersama dan deklarasi pemilu damai ini diselenggarakan di Kabupaten Karawang,” kata Kapolres.
Kapolres berharap, Pemilu 2024 bisa berjalan dengan sejuk, aman dan damai. Tidak seperti Pemilu sebelumnya. Kita saat ini tengah memasuki tahun politik yaitu pemilu 2024. Jangan sampai karena beda pilihan suami dan istri saling punggung-punggunaan, anak pisah rumah dengan ayahnya, kan ini bahaya,” ujar Kapolres.
Kombes Pol Tony Budhi Susetyo dari sebagai pengisi ceramah agama menyampaikan bahwa polarisasi agama kerap digunakan pada saat Pemilu.
“Polarisasi agama sering kali digunakan pada masa Pemilu seperti saat ini. Agama sering dijadikan alat politik,” kata Kombes Tony. Kombes Tony juga mengingatkan untuk tidak mudah terpancing oleh provokasi yang beredar di media sosial.
“Jangan terpancing dengan yang beredar di media sosial, cek dulu kebenarannya,” pesannya.
Acara ditutup dengan pembacaan Deklarasi Pemilu Damai yang dipimpin oleh KH. Hanif Hudalloh.