Strategi UMKM Perkuat Ekspansi Mulai dari Digitalisasi, Literasi hingga Perlindungan
Sejalan dengan gelaran Pesta Rakyat UMKM Untuk Indonesia yang membawa semangat kolaborasi dan sinergi antar stakeholder, Septo menuturkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga butuh kolaborasi dengan semua pihak terkait termasuk salah satunya Sampoerna yang telah menggagas SRC. Kemendag memiliki program agar toko UMKM bisa bersaing dengan retail modern, dan produk UMKM bisa masuk ke ritel modern.
“Kemendag punya program 1.000 warung yang erat kaitan dengan SRC yang bertujuan membantu toko kelontong. Pemerintah tidak punya sumber daya yang mencukupi untuk dampingi pelaku usaha, tapi dengan kolaborasi itu bisa dilakukan,” katanya.
Kemendag, lanjut Septo, memiliki program pengembangan akses pasar digital yang bertujuan membantu mencatatkan transaksi UMKM sehingga memudahkan ketika membutuhkan pendanaan. Kemendag juga memfasilitasi UMKM untuk mendapatkan akses pendanaan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT SRC Indonesia Sembilan, Romulus Sutanto, mengatakan bahwa Sampoerna berkomitmen untuk membantu pelaku usaha toko kelontong lewat SRC karena Sampoerna juga berawal dari toko kelontong pada 111 tahun lalu.
Dia menuturkan, ada salahsatu riset mencatat total omzet SRC adalah Rp236 triliun per tahun atau setara dengan 11,36 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) retail nasional 2022. Anggota SRC menerima program pemberdayaan yang terintegrasi termasuk secara digital untuk mengelola toko dan keuangan serta turut memasarkan produk UMKM sekitar.
“Kami mendampingi 250.000 toko SRC dengan 6.300 mitra dan lebih dari 8.000-an paguyuban SRC. Dengan digitalisasi, SRC menghubungkan mitra, toko, dan konsumen,” katanya.