Ahli Forensik Digital Kasus Vina Cirebon Temui Dedi Mulyadi, Ungkap Fakta Mengejutkan

Kang Dedi Mulyadi Berbincang dengan Ahli Forensik Digital
Sumber :
  • KDM Channel

Jabar, VIVA - Kasus kematian Vina dan Eky Cirebon ternyata belum reda menjadi perbincangan. Kali ini, seorang ahli forensik digital mendatangi Kang Dedi Mulyadi mengungkapkan fakta mengejutkan.

Kopdar dengan Dede Yusuf, Dedi Mulyadi Bahas Prospek Pendidikan Jawa Barat: Gratis Hingga SMA?

Ahli forensik digital alumni UGM 1998 Rismon H Sianipar mengatakan kepada KDM bahwa perbincangan antar Widi dan Vina itu benar berdasarkan analisa terhadap SMS dan Callock nya. Hanya saja secara tidak sengaja dihapus.

Kendati demikian, ahli forensik tersebut tidak bisa memastikan siapa yang menghapus riwayat dari komunikasi tersebut. "Jadi saya tidak bisa konfirmasi siapa yang menghapus,” ujarnya pada Dedi Mulyadi.

Hasil Survei Terbaru 4 Calon Gubernur Pilgub Jabar 2024, Dedi Mulyadi di Atas Angin

"Dihapus mungkin dianggap tidak berguna," imbuhnya.

Kemudian, KDM mempertajam pertanyaannya apakah data yang dihapus tersebut bisa dibaca kembali. "Tetapi yang dihapus itu bisa dibaca lagi?" tanya KDM.

Dedi Mulyadi Kopdar Sama Dede Yusuf Bahas Event Besar Pariwisata Jawa Barat

"Nah itu yang kita lakukan, yang disebut ekstraksi," jawab sayang ahli forensik digital.

Seperti yang dikatakan ahli tersebut, ekstraksi merupakan upaya mengambil informasi dari suatu sumber ke tempat lain.

 

Dedi Mulyadi

Photo :
  • Istimewa

 

"Jadi ekstraksi sendiri itu ada dua, yang namanya logical extraction dan file system extraction. Jadi kalau logical extraction atau ekstraksi logikal itu tidak bisa kita ekstrak file-file yang sudah dihapus," ucapnya pada KDM.

"Makanya kita lakukan file system extraction. Setelah kita cloning terus kita lakukan ekstraksi file sistem. Jadi semua data-data yang dihapus bisa kita pelajari," jelasnya lagi.

Ahli tersebut juga menjelaskan bahwa untuk mendapatkan data ekstraksi tersebut haruslah ada HP nya. Artinya, kita bisa mengambil data kalau ada HP-nya, kecuali data tersebut disimpan di cloud maka tidak perlu ada perangkat HP, dan untuk kasus Vina tidak ada data di cloud jadi murni ada di local sistem.

Setelah melalui beberapa proses ekstraksi dan lain-lain, ahli forensik digital tersebut berhasil mendapatkan nomor pengirim SMS. Ahli forensik itupun yakin bahwa nomor yang dia dapatkan adalah nomor Vina.

Kemudian, KDM dan ahli forensik digital tersebut sampai pada kesimpulan bahwa Vina memang sempat komunikasi dengan Widi melalui SMS terakhir sekitar jam 24 WIB.

Melalui tablet Widi yang diekstrak juga ditemukan laporan panggilan bahwa ada 4 kali incoming call dari Vina.

Dengan demikian, data tersebut membuktikan tidak mungkin Vina melakukan komunikasi baik SMS maupun telfon pada saat mengalami penyiksaan. Itu artinya, terbuka kemungkinan besar bahwa Vina memang bukan korban penganiayaan sebagaimana gencar diberitakan. *****