Jarang Tersorot, Ternyata Begini Sisi Lain Kehidupan Najwa Shihab

Najwa Shihab dan Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Jurnalis sekaligus publik figur Najwa Shihab dikenal sebagai sosok yang cerdas dan tegas. Di balik sosoknya itu Najwa tumbuh dalam keluarga habib yang sangat dihormati di Indonesia.

Cagub Jabar Dedi Mulyadi Pastikan Tak Akan Jatuhkan Calon Lain di Debat Perdana Pilkada 2024

Belum lama ini Kang Dedi Mulyadi bertemu dan mengobrol santai dengan Najwa Shihab. Dalam pertemuan itu Kang Dedi menyelami sisi lain kehidupan Najwa yang jarang tersorot oleh masyarakat.

Meski lahir dan besar di lingkungan pemuka agama, namun Najwa tumbuh dalam keluarga yang sangat demokratis dan membebaskan untuk memilih jalan hidup masing-masing.

Hasil Survei Pilkada 2024 LSI Denny JA Ungkap Data Fenomenal Cagub Jabar Dedi Mulyadi

Najwa merasa ayahnya, Quraish Shihab, yang lahir dari keluarga pendidik sejak kecil menanamkan untuk selalu mencintai ilmu dan memberikan kebebasan dalam memilih jalan hidup.

"Abi (Quraish Shihab) sejak kecil menanamkan cinta ilmu dan kasih kebebasan dalam memilih profesi, memilih pilihan dalam hidup. Aku saja umur 12 tahun mau masuk SMP negeri atau SMP Islam, dari kecil sudah dikasih kepercayaan untuk memilih," katanya.

Kadin Jabar Undang 4 Paslon Gubernur Pilkada 2024 Bahas Target Ekonomi 8 Persen Prabowo

Sejak kecil wanita yang karib disapa Nana ini sudah gemar membaca. Bahkan saking banyaknya buku, Nana kecil kerap menyewakan bacaan pada tetangganya. "Jadi kalau soal literasi aku merasa beruntung karena Abi dari dulu cinta ilmu dan memberikan kebebasan," ucapnya.

Berjalannya waktu Nana dewasa yang seorang lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini mulai cinta dengan dunia jurnalistik. Hal itu bermula saat Najwa magang di stasiun televisi RCTI.

"Semester akhir sempat magang di RCTI selama 3 bulan, jadi merasa jatuh cinta pada profesi ini. Memang dulu sempat ingin jadi hakim atau jaksa, tapi 3 bulan itu merubah wacana untuk itu," katanya. 

Selama terjun di dunia jurnalis, Najwa kerap mendapat tugas untuk meliput dunia politik dan hukum. Bahkan untuk mendalami profesinya ia melanjutkan kuliah S2 spesifik pada urusan hukum dan politik.

Hingga akhirnya nama Najwa melejit dan semakin dikenal publik setelah membawakan acara Mata Najwa di Metro TV. Di sana ia dikenal sebagai sosok pembawa acara yang berani dan kritis pada setiap narasumber.

"Lahirnya Mata Najwa itu lewat diskusi. Apa yang diingat dari sosok Najwa, oh politik, oh kritis, tapi ada yang nyeletuk yang diingat mata. Dan menarik karena filosofinya orang menitipkan mata pada Najwa untuk melihat yang selama ini belum tersingkap, dan ada juga filosofi mata bukan hanya fisik tapi mata hati agar terbuka lebih luas," ucap Najwa.

Kembali soal keluarga, Najwa mengatakan sejak kecil ayahnya tidak pernah mengutamakan anak laki-laki tapi semua rata. Hal tersebut cukup berbeda dari kebanyakan tradisi keturunan Arab.

Begitupun sosok sang ibu yang sejak dulu mendukung karirnya. Sang ibu tak pernah melarang seorang anak wanita untuk berbuat sesuatu atau mengejar karir.

"Justru malah didukung untuk berprestasi, saya SMP ketua OSIS, SMA saya dibolehin ke Amerika setahun dan itu sempat ramai di keluarga, masa sih anak perempuan ke Amerika," katanya.

"Jadi waktu itu dapat beasiswa di Amerika tinggal dengan keluarga tidak dikenal, agamanya katolik yang setiap Minggu ke gereja, tapi Abi lagi-lagi sosok yang cinta ilmu yang percaya pada ilmu dan itu bagus untuk Nana maka berangkat," lanjut Najwa.

Saat berangkat ke Amerika, ayahnya hanya menitipkan dua pesan yakni jangan meninggal salat dan tidak berbohong.

Kang Dedi Mulyadi kagum dengan pola pendidikan di keluarga Najwa Shihab. Bahkan sejak dulu Kang Dedi mengagumi sosok Quraish Shihab dan kerap ikut dalam pengajiannya.

"Populariti keilmuan pada zaman itu adalah Paramadina, idolanya Pak Quraish Shihab dan Cak Nun. Kalau Cak Nun dari pemikiran politik, Pak Quraish itu dari sisi tafsir. Dulu saya suka ngaji salah satunya di Hotel Sahid," kata Kang Dedi.

Dari pengajian itu Kang Dedi banyak mendapat perspektif baru soal gagasan demokrasi dan reformasi yang hingga kini terus terpelihara.

Selain mengupas soal keluarga, Kang Dedi Mulyadi dan Najwa Shihab banyak berbincang mengenai kondisi politik dan hukum yang sedang hangat dibicarakan masyarakat Indonesia.