Ibu Negara Sangat Berpengaruh Bagi Indonesia Meski Tidak Diatur Oleh Hukum
VIVA Jabar –Indonesia merdeka pada tahun 1945 yang kepala negaranya merupakan bapak Soekarno yang paling didampingi oleh ibu negara
Meski posisi ini merupakan ibu negara tidaklah resmi dan tidak diatur secara undang-undang 1945 perilaku mereka sering menjadi sorotan dan asumsi publik
Penelitian BRIN Dr Atiqah Nur Alami yang akrabnya biasa dipanggil Tika ini telah mengatakan perhatian yang bahkan melebihi yang diberikan kepada wakil presiden dengan peran yang sangat jelas secara hukum
"Karena mereka bergaya feminin, gaya berbusana, sehingga mungkin menjadi konsumsi menarik juga untuk media," katanya Tika
"Saya pikir persepsi di masyarakat kita bahkan terhadap seorang ibu, adalah makhluk yang paling kuat sedunia, perempuan, karena bisa melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan"
Ibu Negara hanya menjadikan salah satu per simbolis yang mana mereka hanya mendampingi sang Presiden ketika ada acara kewarganegaraan
Dan pada acara lainnya hanya sebagai representative ketika mewakili suami apabila sedang berhalangan hadir pada kegiatan formal
Menurut Bonnie penting atau tidaknya ibu negara ini tidak lepas dari kondisi negara Indonesia dan ia juga mengatakan bahwa negara demokrasi yang sudah setelah ini peran ibu negara tidak melebihi dari hanya istri Presiden
"Tapi kalau misalkan di negara yang semakin demokratis, semakin terbuka sistemnya, semakin akuntabel sistem politiknya, sebenarnya ibu negara itu ada batasan perannya juga." Ucap Bonnie
Kan tetapi bagi Indonesia yang menurutnya merupakan negara demokrasi ini dengan struktur masyarakat semi feonal dan pola pikir yang mayoritas tradisional di badan ibu negara akan sangat berpengaruh dalam hal ini juga dikatakan oleh Tika menurut catatan sejarah keberadaan ibu negara ini merupakan sebagai pilar bagi para presiden yang ingin memimpin Indonesia
Seperti pada saat Presiden Soeharto yang sejak meninggalnya Tim pada tahun 1996 sudah mulai tergencang dan juga ditambah dengan adanya krisis moneter
"Beberapa orang menyebut [ibu negara] berperan signifikan ... dan itu terlihat ketika Ibu Tien berpulang," ujarnya.
"Pak Harto kemudian goyang dari sisi pemerintahan dan yang lain ... itu menunjukkan bahwa ada satu pilar yang mungkin bisa membuatnya goyah."
Dan juga bisa dilihat pada mantan presiden BJ Habibie dan Susilo Bambang Yudhoyono yang telah mengalami kesedihan setelah istri mereka berpulang
Namun pada saat ini kemenangan presiden terpilih Republik Indonesia yaitu Prabowo Subianto kembali mengucapkan pertanyaan siapakah yang akan menjadi ibu negara
Meski pada sebelumnya presiden Prabowo ini sudah menikah dengan Putri mantan presiden Soeharto yaitu titik Soeharto akan tetapi keduanya bercerai pada tahun 1999 dan pada hal ini Tika mengatakan presiden pemerintah tanpa ibu negara tidaklah menjadi persoalan
"Yang ada presiden didampingi wakil presiden dan menteri. Jadi kalau dibilang harus ada ya enggak harus."ucap Tika
Akan tetapi jika juga mengalami konsekuensi Apakah peran ibu negara ini akan hilang
"Dalam konteks sosial budaya, artinya sosial kemasyarakatan dalam konteks Indonesia [ibu negara diperlukan] sebagai kekuatan penyeimbang," kata Tika