Karena Kontroversial, Para Santri Berbondong Tinggalkan Ponpes Al-Zaytun

Panji Gumilang
Sumber :
  • Tangkap layar

VIVA Jabar – Pondok Pesantren Al-Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat belakangan ini menjadi perbincangan hangat di berbagai media pemberitaan. Pasalnya, pesantren yang didirikan sekaligus dipimpin oleh Panji Gumilang itu sarat dengan hal-hal yang Kontroversial.

Amanda Soemedi: Tangani Stunting Maksimalkan Bonus Demografi

Mulai dari dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII), kasus pelecehan seksual, pencampuran pria dan wanita dalam satu shaf saat shalat Idul Fitri, Salam Yahudi, hingga disebut membolehkan santrinya berzina.

Kini, satu lagi kontroversi Pondok Pesantren pimpinan Panji Gumilang itu terkuak. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah itu melarang santrinya untuk menjawab doa dengan kata 'Aamiin', dan beberapa kontroversi lainnya.

Ternak Teri, Minimnya Lowongan Kerja untuk Laki-Laki di Subang

Akibat berbagai kontroversi itu, kini satu persatu santrinya mulai pamit meninggalkan pesantren tersebut.

Hal itu dikatehui melalui video yang viral dan salah satunya akun YouTube @ajhabibi.

Dedi Mulyadi Ungkap Kans Dirinya di Pilgub Jabar

Dalam video tersebut, tampak kekhawatiran Panji Gumilang saat menyampaikan pidato kepada santrinya.

Dalam tausiyahnya tersebut Panji Gumilang berpesan jangan terpengaruh dengan berita diluar sana. Termasuk, ia pun berpesan kepada wali santri untuk tak terpengaruh engan berita diluar sana.

Kemudian, dalam video YouTube tersebut, dengan nada yang cukup tinggi Panji Gumilang melampiaskan amarahnya kepada orang-orang yang dinilainya menyebarkan api dan fitnah kepada Ponpes Al-Zaytun.

Panji Gumilang menyebut, jika tuduhan-tuduhan yang beredar di masyarakat perihal Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun tak benar.

Selain itu, Panji Gumilang meminta pihak-pihak yang menuduh pesantren yang dipimpinnya sebagai sarang teroris menunjukkan bukti. Sebab, jika memang terbukti Ponpes Al-Zaytun menjadi sarang teroris maka pemerintah pasti telah mengutus tim Detasemen Khusus (Densus) 88 antri teror untuk melakukan penyergapan di Ponpes Al-Zaytun yang ia pimpin sekian tahun.