Ken Setiawan Bongkar Cara Pimpinan Ponpes Al Zaytun Peras Harta Jamaah
- Tangkap layar
VIVA Jabar – Ken Setiawan, yang sempat viral usai kesaksianya soal praktek perzinahan di Pondok Pesantren Al-Zaytun boleh dilakukan asal memiliki uang tebusan sebesar Rp2 juta, kembali buka suara soal kontroversi lainya yang terjadi di Ponpes pimpinan Pandji Gumilang.
Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan mengungkapkan, jika pimpinan pesantren Alzaytun Panji Gumilang selalu memakai dalil ayat untuk memeras jamaah, khususnya NII untuk menyerahkan harta yang dimilikinya.
Surat Alquran Tadabur (9: 103) dijadikan dalih untuk menarik uang dari para jamaah.
"Ambilah zakat dari sebagain harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha mendengar lagi maha mengetahui," bunyi suratnya.
Menurut Ken, perintah dalam ayat tersebut secara tegas dan lugas dipahami oleh kelompok NII menggunakan fiil amr (kata kerja perintah) yang berarti "Ambilah".
"Diyakini oleh jamaah NII hanya dengan megeluarkan harta kepada Ponpes Al-zaytun, maka seseorang dapat membersihkan dirinya dari dosa dan disucikan kembali seperti bayi yang baru lahir," ungkap Ken.
Selain itu, Ken juga mengungkapkan jika seseorang telah memberikan harta yang dicintainya untuk ponpes alzaytun makan dipastikan sudah bersih kembali jiwa dan raganya dan Allah akan membuka pintu taubat yang seluas luasnya.
"Sesuai dengan lanjutan Alquran Surat Tadabur (9:104) yang berbunyi, Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba hambanya dan menerima sodaqoh, dan bahwasanya Allah Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang," lanjut Ken.
Diketahui, Pondok Pesantren yang terletak di Indramayu, Jawa Barat, kerap menuai kontroversi. Terbaru, soal praktek perzinahaan yang bisa dilakukan asal memiliki uang Rp2 juta untuk melakukan penebusan dosa.
Selain itu, kontroversi lainya yang membuat geger adalah saat beredar foto Shalat Ied perempuan bercampur dengan jemaah laki-laki pada Sabtu (22/4/2023). Selain jamaah dibuat berjarak, juga ada jamaah perempuan di posisi paling depan di antara laki-laki. Dalam unggahan tersebut disertakan caption, kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-zaytun-Indonesia.
Tak lama kemudian, setelah kontroversi bercampurnya jemaah perempuan dan laki-laki saat Shalat Idulfitri 1444 H kemarin, Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi setelah kembali beredar sebuah video yang viral yang memperlihatkan gaya azan Sholat Jumat yang berbeda dari biasanya. Video berdurasi kurang dari satu menit yang diunggah oleh akun Instagram @say.viideo itu memperlihatkan seorang muadzin yang mengumandangkan azan Sholat Jumat lain dari biasanya.
Pada setiap lantunan azan yang dikumandangkan tersebut selalu diikuti dengan gerakan tangan yang berbeda dari biasanya. Terlihat juga para santri juga mengikuti lantunan azan tersebut dan disertai dengan shaf sholat yang memiliki jarak antar jamaahnya.
Sayangnya, kontoversi demi kontroversi yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun, tak satu pun bisa tim tvOnenews konfirmasi ke pihak Al-Zaytun. Pasalnya, pihak Al-Zaytun kerap menolak untuk dimintai konfirmasi atas semua kontoversi yang terjadi.