Digeruduk Massa, Panji Gumilang: Saya Komunis
- Opi Riharjo/tvOne
VIVA Jabar - Sejumlah dugaan pemahaman yang menyesatkan dan nyeleneh diajarkan dalam Ponpes Al-Zaytun Indramayu hingga timbulkan kontroversi. Kontroversi itu cukup menyita perhatian publik. Banyak ajaran yang diduga tidak sesuai dengan kelaziman masyarakat muslim.
Diwartakan sebelumnya, Pimpinan Ponpes tersebut diduga punya faham bahwa dosa zina dapat ditebus dengan uang sebesar Rp. 2 juta. Tak hanya itu, ada juga praktek ibadah salat barisan shof wanita di bagian depan.
Dugaan lainnya, Panji Gumilang mengatakan Indonesia tanah suci serta pemahaman menyimpang seperti kontroversi saat Idul Fitri, pelaksanaan adzan yang tak lazim, pembangunan gereja di area ponpes Al-Zaytun sendiri dan kontroversi soal video khutbah pimpinan ponpes Al-Zaytun yang mengutip salah satu ayat dalam Alkitab atau kitab Injil.
Begitu pula dugaan praktek ajaran sesat lainnya seperti membawakan lagu Yahudi, hingga menyamakan haleluya dengan tahlilan. Belakangan, Panji diduga lebih mengagumkan Kitab Perjanjian dibanding Al-Quran yang hanya kalam Nabi Muhammad alias bukan Kalam Allah.
Melansir dari viva.co.id, dugaan-dugaan tersebut seakan tidak ada habisnya membuat kehebohan di ruang publik dengan pernyataan-pernyataan kontroversial. Terbaru, Panji Gumilang diduga mengaku diri sebagai seorang komunis.
“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” kata Panji Gumilang dilansir akun TikTok @inverno.channel.
Panji Gumilang menyebut, ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat menyalip kapitalis Amerika Serikat dan Eropa.
“China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” jelas Panji Gumilang.
Kekuatan China, lanjut Panji, tidak dapat terlepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya, ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’.
"Jangan pura-pura kucing yang menyayangi tikus seperti yang dilakukan oleh kaum imperalis kapitalis. Seperti menyayangi rakyatnya tapi dia mencengkeram. Bahasa China begitu, entah ngerti entah tidak orang China itu,” papar Panji Gumilang.
"Kucing galak, pura-pura sayang kepada tikus. Kan tikus makanan kucing kan, di mana ada kucing yang sayang pada tikus,” ungkap Panji Gumilang menganalogikan.
Deng Xiaoping menitikberatkan tanggung jawab individu dan insentif material. Dia mendesak pembentukan tenaga kerja terampil dan teknisi yang membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan negara.
Deng bersikeras supaya China tetap menjadi negara sosialis dengan kontrol pusat. Reformasinya tentu meningkatkan kualitas hidup semua masyarakat China. Deng Xiaoping sudah menyetir China ke arah pertumbuhan ekonomi setelah revolusi budaya.