Terbaru, Kemelut Ponpes Al-Zaytun, MUI Kabupaten Indramayu Angkat Bicara

Ketua MUI Indramayu, KH. M. Syatori
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar -  Polemik, kemelut serta dugaan anasir-anasir seputar ajaran yang diajarkan dan dipraktekkan di Ponpes Al-Zaytun dan bertolak belakang dengan risalah Islam hingga menimbulkan kontroversial dan viral di jagad maya, membuat MUI setempat merasa geram.

AS Warga Subang Deklarasi Sebagai Nabi dan Sebut Lafadz Allah Seperti Perempuan Mengangkang

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu pun menegakan menyebut ajaran di ponpes Al Zaytun yang terletak di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu sudah sangat menyimpang. MUI meminta warga, khususnya di Indramayu untuk tidak ikut pendidikan di ponpes Al Zaytun. 

Hal itu secara tegas disampaikan Ketua MUI Kabupaten Indramayu, KH M Syatori. Dia mengatakan, syariat islam yang diajarkan oleh ponpes Al-Zaytun sangat tidak sama dengan umat Islam pada umumnya. 

Seseorang di Subang Sebut Lafadz Allah Seperti Perempuan Mengangkang, MUI Turun Tangan

Ketidaksamaan tersebut terjadi pada tata sholat, puasa hingga haji yang dianggap tidak umum dengan ajaran islam. Ajaran di ponpes Al Zaytun menyebutkan bahwa ibadah haji tidak mesti ke Mekkah dan Madinah.

"Al Zaytun dengan segala yang terjadi di akhir-akhir ini. Pertama bahwa Al Zaytun Syariat yang dikembangkan sangat tidak sama dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya, sholatnya, puasanya, hajinya, bahkan viral di media sosial haji tidak harus di Mekkah atau Madinah, cukup di haji di Indonesia sebab disamakan bahwa negara Indonesia tanahnya adalah tanah yang suci. Itu sangat tidak sesuai sekali dengan syariat-syariat islam pada umumnya," ujar KH M Syatori dilansir dari viva.co.id

Mengintip Senyum Ceria Pelajar SD Saat Mendapatkan Makan Siang Bergizi Gratis dari TNI/Polri

MUI Kabupaten Indramayu juga meminta kepada masyarakat Indramayu secara khusus untuk tidak mengikuti pendidikan di ponpes tersebut. Mengingat, mulai dari akidah hingga cara pandang beribadah yang dilakukan oleh ponpes Al Zaytun sudah sangat berbeda.

"Yang kedua kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Indramayu khususnya jangan ikut berpendidikan di Al Zaytun sebab ketidaksamaan akidah, ketidaksamaan cara pandang dalam beribadah. Syariat-Syariat yang dilakukan oleh mereka dengan alasan agar jangan sampai terjadi kontradiksi dengan masyarakat, dengan para orang tuanya, Indramayu daerah yang sudah tenang jangan sampai diwarnai dengan hal-hal perbedaan yang tidak berarti,” katanya.

Atas dasar itulah MUI Kabupaten Indramayu mendesak pemerintah segera hadir dan menyelesaikan kemelut di Al Zaytun yang diramaikan sendiri oleh orang-orang di dalamnya. Ia juga meminta kepada pemerintah untuk bisa segera menyelesaikan persoalan ini. 

“Yang ketiga mohon kepada pemerintah agar segera hadir dalam rangka menyelesaikan keresahan, kegaduhan masyarakat di Indramayu bahkan di Indonesia yang menyaksikan viralnya syariat-syariat Islam cara mereka, kami memohon kepada pemerintah segera selesaikan kemelut-kemelut keresahan kegaduhan yang terjadi di masyarakat gara-gara viralnya dan diviralkan oleh mereka." ujar dia.

Sebelumnya, viral berbagai statement dari Panji Gumilang, pimpinan AL-Zaytun terkait pandangannya terhadap berbagai hal. Yang paling ramai yakni soal keyakinan, dosa besar zina, tata sholat dan adzan, madzhab hingga haji yang dianggap berseberangan dengan islam.