Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ngaku Komunis: Anak-anakku Sekarang China
- Tangkap layar
VIVA Jabar – Akhir-akhir ini Pondok Pesatren Al Zaytun (Ponpes Al Zaytun) menyita perhatian hingga menuai komentar publik. Hal ini lantaran sejumlah dugaan pemahaman yang menyesatkan dan nyeleneh diajarkan dalam Ponpes Al Zaytun Indramayu hingga timbulkan kontroversi.
Bahkan, diduga banyak ajaran yang tidak sesuai dengan kelaziman masyarakat muslim di Ponpes tersebut. Selain itu, diberitakan sebelumnya, dedengkot Ponpes Al zaytun, Panji Gumilang diduga punya faham bahwa dosa zina dapat ditebus dengan uang sebesar Rp2 juta.
Tak hanya itu, dilansir dari VIVA, bahwa ada juga praktek ibadah sholat dengan barisan shaf wanita di bagian depan. Bahkan dugaan lainnya, Dedengkot Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang mengatakan, Indonesia tanah suci serta pemahaman menyimpang seperti kontroversi saat Idul Fitri.
Bahkan, pelaksanaan adzan yang tak lazim, pembangunan gereja di area ponpes Al-Zaytun sendiri dan kontroversi soal video khutbah pimpinan ponpes Al-Zaytun yang mengutip salah satu ayat dalam Alkitab atau kitab Injil.
Tak hanya itu saja, dugaan praktek ajaran sesat lainnya seperti membawakan lagu Yahudi hingga menyamakan haleluya dengan tahlilan.
Selain itu, belakangan ini pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji diduga lebih mengagumkan Kitab Perjanjian dibanding Al Quran yang hanya kalam Nabi Muhammad alias bukan Kalam Allah.
Dugaan-dugaan tersebut seakan tidak ada habisnya membuat kehebohan di ruang publik dengan pernyataan-pernyataan kontroversial.
Bahkan baru-baru ini Panji Gumilang diduga mengaku diri sebagai seorang komunis.
“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” beber Panji Gumilang seperti yang dikutip dari akun TikTok inverno.channel, Sabtu (17/6/2023).
Selain itu, dedengkot Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang menyebutkan, bahwa ekonomi China adalah kekuatan dunia yang dapat menyalip kapitalis Amerika Serikat dan Eropa.
“China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” pungkas Panji Gumilang.
Kekuatan China, lanjut Panji Gumilang, tidak dapat terlepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya, ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’.
"Jangan pura-pura kucing yang menyayangi tikus seperti yang dilakukan oleh kaum imperalis kapitalis. Seperti menyayangi rakyatnya tapi dia mencengkeram. Bahasa China begitu, entah ngerti entah tidak orang China itu,” jelas Panji Gumilang.
"Kucing galak, pura-pura sayang kepada tikus. Kan tikus makanan kucing kan, di mana ada kucing yang sayang pada tikus,” beber Panji Gumilang menganalogikan.