Dedi Mulyadi Kritisi Seleksi Pemadan Api dan Penjaga Hutan: Kenapa Harus Berbasis IT?
- Istimewa
“Jadi saya minta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus memberikan perhatian serius terhadap penanganan kebakaran hutan dan penanganan problem bencana lainnya. Karena sektor kehutanan punya fungsi dan peran yang sangat tinggi selain ekologi juga ekonomi,” ujarnya.
KDM mengatakan, Kemenkeu harus melihat prioritas yang dilakukan dalam menjaga kesinambungan dan menjaga hutan di Indonesia mulai dari patroli, peralatan hingga kesejahteraan petugas. Jangan sampai sektor kehutanan mengalami masalah besar yang disebabkan lemahnya manajemen SDM dan teknologi.
“Bayangkan tadi itu kalau ada kebakaran hutan petugas bisa menempuh jarak 8 jam perjalanan dari pos terdekat,” tuturnya.
Dari sisi kepegawaian, KDM juga mengkritisi pola penerimaan. Menurutnya penerimaan pegawai P3K cukup berbekal rekomendasi dari atasannya yang dianggap rajin dan loyalitas bekerja.
Pria yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu yakin para pekerja lapangan seperti petugas pemadam api dan penjaga hutan akan pusing jika diharuskan menempuh seleksi dengan cara ujian di depan komputer.
“Kan tidak semua bisa dinilai dari apa yang mereka kerjakan di depan layar komputer dong. Sering terjadi orang yang rajin tersingkir hanya karena dia tidak memahami proses digitalisasi. Lalu kenapa lagi mereka harus seleksi P3K berbasis IT,” ujar Kang Dedi Mulyadi.
Pihaknya berharap kunjungan kerja bisa memiliki implikasi pada kebijakan Kemenkeu selaku pemangku kebijakan keuangan di Indonesia. Ia juga berharap KLHK bisa memberikan penjelasan kepada presiden mengenai kebutuhan mendesak dari penanggulangan bencana dan menjaga hutan di Indonesia.