Polemik Ponpes Al-Zaytun Berbuntut, Waketum MUI dan Lembaganya Dituntut Panji Gumilang Rp1 Triliun
- intipselep.com
VIVA Jabar - Buntut kasus dugaan Penistaan Agama yang membelit Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, menjadikan Panji Gumilang melawan balik pihak-pihak yang ditengarai menjadi sebab dirinya berurusan dengan aparat kepolisian.
Panji Gumilang melalui Kuasa Hukumnya, Hendra Efendi menggugat Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebesar Rp 1 triliun hingga melaporkan Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI Anwar Abbas. Anwar Abbas dan MUI digugat secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Kami penasihat hukum Pimpinan Pondok Pesantrean Al Zaytun mengajukan gugatan kepada Anwar Abbas dan MUI sebagai turut tergugat. Dalam surat gugatan kami uraikan semua hal yang harus diuraikan, dan kami juga menuntut ganti rugi sebesar Rp1 triliun atas kerugian Materil dan immateril," kata Hendra dikutip dari tvOnenews.com, sebagaimana dilansir dari VIVA.
"Bahwa selain gugatan perdata, kami akan melaporkan Anwar Abbas ke pihak kepolisian sebagaimana para wali santri melaporkan Saudara Ken Setiawan ke pihak Kepolisian," katanya.
Pengacara juga membeberkan Anwar Abbas digugat dan dipolisikan karena diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melakukan penuduhan terhadap Panji Gumilang.
"Diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum diantaranya dengan melontarkan tuduhan hanya berdasar dari potongan-potongan TikTok, atau ungkapan-ungkapan yang dipotong-potong di media sosial," ucapnya.
PN Jakpus Benarkan Adanya Gugatan
Sementara itu, Pejabat Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Zulkifli Atjo membenarkan gugatan perdata yang dilayangkan Panji Gumilang terhadap Anwar Abbas dan lembaga MUI tersebut.
Klarifikasi Panji Gumilang Tentang 'Saya Komunis'
Sebelumnya diwartakan jabar.viva.co.id pada Rabu (28/6/2023), Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, Panji Gumilang bingung dituduh komunis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Panji keheranan, lembaga resmi keagamaan selevel MUI dengan mudahnya mengecap seseorang berlandaskan sumber dari media sosial TikTok.
"Saya juga tidak tahu (dituduh komunis). Saya pahami, oh ini ternyata dari TikTok. Saya memang mengatakan (komunis), tapi ada proses mengatakan itu," ujar Panji dalam program Kick Andy, dilansir dari viva.co.id.
Dalam program Kick Andy itu, Panji Gumilang manfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi pernyataan-pernyataan dirinya yang sempat bikin heboh publik.
Panji menjelaskan, selain sebagai pendiri Ponpes Al-Zaytun, dia juga sebagai pengusaha.
Panji bilang, dalam kapasitasnya sebagai pengusaha atau pebisnis sering melakukan impor barang dari negara China.
"Saya kecil-kecil juga pengusaha, karena di Indonesia tidak ada barangnya, kemudian saya sering impor ke negeri China," ucapnya.
Setelah melakukan impor barang, kata dia, direktur utama dari perusahaan yang diimpor Panji datang ke Indonesia. Panji mengaku bertemu dengan direktur utama itu.
Awalnya, Panji terkesimak dengan kehebatan China. China dikenal sebagai negara yang perekonomiannya maju. Dari situ, Panji terketuk untuk melakukan penelitian di balik kesuksesan China.
"Kemudian sekian bulan lamanya, direktur utama mereka mengecek. Datang ke tempat kita, setelah itu ngobrol, nah ini kelemahan saya kok saya nanya agama. Tapi saya ingin tahu, saya meneliti China kok bisa maju cepat," ucap dia.
Lantas, Panji menanyakan soal agama ke direktur utama perusahaan tersebut. Direktur utama itu mengaku komunis. Panji juga mengaku dirinya hanya mengutip kata 'Komunis' dari direktur utama perusahaan tersebut.
"Nah, itu saya ceritakan kepada anak didik saya. Itu acaranya di bimbingan pada anak-anak. (Mengutip) ungkapan mereka itu, bukan (menyebut diri saya komunis). Saya hanya menirukan orang itu yang direktur utama itu ditanyakan agama, mengatakan saya komunis," ucap dia.
Menurut Panji, pernyataannya dipenggal oleh pihak tidak bertanggungjawab dan hanya meninggalkan kata-kata 'Saya Komunis'.
"(Kata-kata saya) dipenggal di depannya, dipenggal di belakangnya, tinggal 'saya komunis'. Itu dijadikan dasar pemikiran orang yang mengatakan pimpinan MUI," pungkasnya.
Komentar Anggota DPR RI Fraksi PKB (Maman Imanul Haq) Soal 'Saya Komunis'
Sebelumnya juga pernah diwartawakan jabar.viva.co.id pada Minggu (18/6/2023) soal polemik dan kontroversi seputar dugaan penyimpangan ajaran di Ponpes Al-Zaytun mendapatkan kritik pedas dari Anggota Komisi VIII DPR RI dari fraksi PKB, Maman Imanul Haq.
"Al Zaytun memang berbeda dari pemahaman dengan keagamaan mayoritas, makanya menghimbau seluruh nahdliyin paling tidak, haram hukumnya mondok di Zaytun," ungkap Maman usai menghadiri acara Rakernas V Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), di Alun-alun Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (17/6/2023) lalu
Maman Imanul Haq menilai pernyataan dari Panji Gumilang sangat meresahkan dan tidak produktif. Bahkan cenderung keluar dari konteks yang dikembangkan para ahli fiqih dalam Islam.
"Pernyataan-pernyataan dia (Panji Gumilang) yang keluar dari mainstream fikih, mayoritas itu sangat meresahkan dan tidak produktif," ujarnya.
Maman meminta kepada Panji Gumilang, untuk tidak mengeluarkan komentar yang kontra produktif.
"Jadi tolong kepada Panji Gumilang, Anda jangan melakukan komentar yang kontra produktif, yang kedua jangan korbankan anak didik yang ada di Al Zaytun untuk membawa misi-misi yang ga jelas, apa-apaan nyanyi Yahudi di kompleks yang katanya pesantren," ucapnya.
Lanjut Maman, ia pun menyoroti pernyataan Panji Gumilang terkait komunisme.
"Termasuk pernyataan terakhir tentang komunisme, sudah jelas komunisme itu dilarang di Indonesia," lanjutnya.
Maman meminta kepada Ponpes Al Zaytun untuk menahan diri dan fokus kepada pendidikan karakter.
"Terakhir saya minta agar Zaytun lebih menahan diri, fokus kepada pendidikan karakter dan kembali kepada komitmen ke Islaman yang kuat dan ke Indonesiaan yang kokoh, jangan berlindung pada ke Indonesiaan, tapi menyakiti nilai-nilai ke Islaman," demikian Maman