Lawan Pria yang Ganggu Proyek Jalan, Perempuan Cantik Ini Dipuji KDM

KDM bersama Indah Aprianti
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Seorang perempuan bernama Indah Aprianti, dengan tegas dan berani melawan pria yang mengganggu pengerjaan proyek jalan di Kabupaten Subang. Indah Aprianti pun menjadi viral setelah videonya tersebar di media sosial.

Filosofi Gaya Unik Kang Dedi Mulyadi di Debat Perdana Pilgub Jabar, Terinspirasi Tokoh Pewayangan

Usut punya usut, ternyata Indah Aprianti merupakan Kepala Desa (Kades) Ciasem Baru, Kabupaten Subang. Perempuan berusia 28 tahun itu pun menuai pujian. Salah satunya dari Kang Dedi Mulyadi (KDM).

KDM pun menemui dan berbincang langsung dengan Indah mengenai video viral tersebut. Indah menjelaskan jalan yang sedang dikerjakan memiliki panjang 250 meter.

Cagub Jabar Dedi Mulyadi Pastikan Tak Akan Jatuhkan Calon Lain di Debat Perdana Pilkada 2024

Kericuhan bermula saat pada hari Minggu lalu seorang oknum warga, Sahidin, datang marah-marah ke lokasi pekerjaan pembangunan. Sahidin yang dikenal sebagai salah satu anggota ormas itu menghentikan pekerjaan karena tidak mau jalan dibangun dengan lebar 3 meter tapi harus 3,5 meter.

Saat itu Indah menjelaskan bahwa kesepakatan pembangunan telah melalui sejumlah musyawarah. Memang, kata Indah, ada jalan yang memiliki 3,5 meter karena tidak memiliki bahu jalan.

Hasil Survei Pilkada 2024, Cagub Jabar Dedi Mulyadi Tunjukan Pengaruhnya di Basis PDI Perjuangan

“Memang ada di situ 3,5 meter karena tidak ada bahu jalan, kemudian jalan di situ semakin mengerucut. Kalau yang 3,5 meter itu kanan kirinya sawah, nah yang saya mau bangun itu kanan kirinya rumah penduduk sudah tidak mungkin 3,5 meter nanti bisa kena tiang listrik dan sebagainya,” katanya.

Untuk menghindari kericuhan, Indah meminta warga lain untuk berkumpul. Hasilnya warga meminta jalan tetap dikerjakan dengan lebar 3 meter sesuai dengan perhitungan awal. Bahkan warga sukarela pasang badan dengan menandatangani kesepakatan.

“Waktu kita jelaskan soal kenapa hanya 3 meter lebarnya, dia (Sahidin) pergi sambil marah-marah,” ucap Indah.

Menurut Indah bukan kali ini saja Sahidin berulah seperti itu. Indah sering didatangi diminta uang oleh Sahidin yang datang mengaku sebagai wartawan. Saat itu Indah dituduh melakukan korupsi.

“Ujungnya ya minta uang. Pernah ngasih uang Rp 200 ribu, itu pun marah-marah karena mintanya Rp 500 ribu,” tuturnya.

Indah mengaku kesal dengan ulah Sahidin. Video viral itulah puncak kekesalan Indah karena sudah terlalu lelah menghadapi oknum warga padahal ia tulus dan transparan memimpin desa sehingga lebih banyak yang mendukungnya.

“Makanya semoga dengan ramenya ini akan menimbulkan efek jera. Saya sudah kesal banget, dari awal menjabat sudah lima kali diberitakan yang enggak-enggak oleh dia,” kata Indah.

Kades berusia 28 tahun itu ternyata bukanlah sosok sembarangan. Saat ditanya soal profil, Indah ternyata seorang lulusan universitas ternama di Indonesia. Meski begitu ia memilih untuk mengabdikan diri pada desa tempat kelahirannya.

“Saya SD, SMP di Ciasem. SMA pindah ke Jakarta. Lulus dari Universitas Indonesia jurusan hukum,” ucapnya.

“Pantesan wanian (berani),” timpal Kang Dedi Mulyadi.

KDM menyebut apa yang dialami Indah banyak dirasakan oleh para kepala desa lain. Sebab banyak kepala desa yang kerap berhadapan dengan oknum warga, oknum ormas dan oknum wartawan yang ujungnya meminta uang.

Menurut KDM keuangan di desa adalah yang paling transparan sehingga sangat mudah diakses oleh siapapun. Sehingga kemudahan tersebut dimanfaatkan oleh oknum untuk menekan kepala desa yang ujungnya adalah uang.

“Harus berani. Indonesia butuh anak muda yang pimpin desa, tetapi ya itu tadi anak muda yang memiliki intelektual belum tentu tahan menghadapi masyarakat Indonesia yang hari ini banyak tumbuh menjadi organisasi masyarakat, tumbuh menjadi wartawan tapi tidak terdaftar di dewan pers ini yang terjadi,” ucapnya.

“Makanya fungsi Kemendagri membicarakan ini dengan para kepala desa sehingga kita harus bisa merumuskan kebebasan itu harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan, jangan sampai desa yang guyub semangat gotong royong tercederai oleh provokator yang ujungnya uang,” pungkas KDM.