Rekeningnya Diblokir PPATK, Panji Gumilang ke Santri Al Zaytun: Jangan Takut, Kalian Bisa Makan!
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar – Panji Gumilang sang dedengkot Al Zaytun memberikan respon keras usai rekeneningnya diblokir.
Pemblokiran sejumlah rekening Panji Gumilang ini dilakukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Rekening ini menurut Panji Gumilang digunakan untuk mendidik dan menjalankan operasional Al Zaytun.
Sehingga tak heran jika pemblokiran rekening ini membuat Panji Gumilang meradang di hadapan santrinya.
Seperti dilansir dari kanal Al Zaytun Official, berikut penuturan Panji Gumilang soal rekening diblokir.
Di hadapan santrinya, Panji Gumilang menunjukkan reaksi keras dan menyayangkan tindakan blokir rekening yang menurutnya digunakan untuk pendidikan.
Bahkan dalam ceramah rutinnya, Panji Gumilang sampai membandingkan dana pendidikan Al Zaytun dengan dana korupsi.
Dedengkot Al Zaytun ini menegaskan bahwa dana yang digunakannya adalah untuk kepentingan pendidikan dan tak ada yang dikorupsi sehingga seharusnya tidak sampai diblokir.
Total ada 256 rekening milik Panji Gumilang yang diblokir oleh PPATK.
PPATK sendiri mencatat total aset yang ada di dalam rekening Panji Gumilang tersebut nilainya mencapai belasan triliun rupiah.
Walau mengalami pemblokiran rekening, Panji Gumilang menegaskan di hadapan santrinya untuk tidak takut.
"Saudara jangan takut, Syaykh bertanggung jawab, jangan pernah takut, kalian bisa makan, Syaykh punya cara," ujar Panji Gumilang.
Panji Gumilang mengaku punya cara agar tetap dapat memenuhi kebutuhan Al Zaytun meski rekeningnya kini sudah diblokir.
"Apa caranya, gampang, seorang pendidik itu enggak harus arogan," kata Panji Gumilang.
Selanjutnya, Panji Gumilang menyatakan bahwa pihak pemerintah seharusnya tidak melakukan pemblokiran rekening ini dalam waktu lama karena banyaknya orang yang membutuhkan dana tersebut di Al Zaytun.
"Mas, ngono yo ngono neng ojo ngono, blokir ya blokir yo mbok ojo suwe-suwe," ujar Panji Gumilang.
"Kalau tidak ngerti bahasa Jawa, begitu ya begitu tapi jangan lama-lama, di sini menunggu," lanjutnya.
Terutama untuk keperluan memberi honor kepada para tenaga pengajar di Al Zaytun.
"Katanya harus mendapat upah, lah guru kan harus diberikan honor, bukan upah, honor itu penghormatan," kata Panji Gumilang.