Tak Kuasa Tahan Tangis Saat Dibelai oleh Nenek di Bogor, KDM: Ini Tangan Almarhum Ibu Saya
- Istimewa
Sehari-hari, Mak Eni bekerja sebagai tukang urut dan ikut menanam singkong juga pisang di kebun orang. Ia melakukan hal itu karena tak mau ketergantungan pada bantuan orang lain termasuk anak-anaknya.
“Kalau dikasih sama anak-anak oleh saya disedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan,” ucap Mak Eni yang bikin kagum KDM.
KDM bertekad di kepemimpinan ke depan para jompo dan janda tua seperti Mak Eni harus memiliki jaminan kehidupan yang lebih baik. Sebab sosok seperti Mak Eni seharusnya dijamin oleh negeri.
“Inilah nasib rakyat kita di usia tua masih harus mencangkul tanam singkong, tanam pisang, tapi rakyat tidak pernah mengeluh. Tapi kalau pejabat tunjangannya telat ngeluh, uang perjalanan turun ngeluh, sementara rakyat punya daya juang yang tinggi,” ucapnya.
Di akhir acara KDM menyerahkan uang sebesar Rp 6 juta sebagai modal tambahan hidup Mak Eni. Ia pun tak kuasa menahan tangis karena teringat dengan sosok almarhum ibunya, Karsiti.
Ia menceritakan sejak ibunya meninggal bertekad untuk terus mencintai dan melindungi kaum perempuan yang sebaya dengan almarhum ibunya.
“Tugas negara adalah melindungi anak yatim dan jompo. Semoga mimpi itu bisa terwujud oleh pemimpin istimewa (Prabowo Subianto),” ucap KDM.