Erick Thohir Menyesal Gagal Naturalisasi Pemain Keturunan Ini, Sekarang Ada di Liga Inggris
- tvonenews.com
VIVAJabar – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir baru-baru ini mengaku menyesal karena gagal melakukan naturalisasi salah satu pemain keturunan yang berbakat. Padahal, ia memantau pemain tersebut sejak dirinya menjadi presiden Inter Milan.
Erick Thohir memang sempat menjadi pimpinan Inter Milan selama lima tahun sejak 2013 lalu. Pria asal Kabupaten Majalengka tersebut bahkan mampu memulihkan krisi keuangan klub yang berkompetisi di Seri A Italia itu.
Meski saat itu Erick belum menjabat Ketua Umum PSSI, dirinya memantau salah satu pemain keturunan, yakni Massimo Luongo yang pada saat itu masih berusia sekitar 18 tahun. Kini, pemain diaspora itu berkarier di klub Ipswich Town, Liga Inggris.
"Dulu saya pernah ngintip waktu di Inter Milan pemain bapaknya Italia, ibunya Bali," kata Erick Thohir, di salah satu podcast media Tanah Air.
Menurut Erick Thohir, Massimo merupakan keturunan Bali tapi pindah ke Australia. Bahkan, ada kabar saat ini pemain dengan posisi gelandang tengah tersebut memperkuat Timnas Australia.
"Massimo Luongo kalau nggak salah lahirnya di Bali. Tapi pindah ke Australia," tuturnya.
"Sekarang dia main di Leicester City (seharusnya Ipswich Town, red) usianya sudah 32, sayang kan," sebutnya.
Penyesalan karena gagal menaturalisasi Massimo Luongo membuat Erick melakukan antisipasi untuk tidak lagi kecolongan. Karenanya, PSSI sekarang memiliki bank data pemain diaspora. Sehingga dapat memantau pemain diaspora yang bermain di luar negeri.
"PSSI punya bank data pemain diaspora. Tim saya, tim PSSI juga. Sama lah," katanya.
Mengenai langkahnya untuk memperkuat Timnas Indonesia dengan cara merekrut pemain naturalisasi, Erick Thohir didukung oleh pemerintah. Ia pun berterimakasih kepada mantan Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo serta Puan Maharani yang memimpin DPR RI atas dukungannya.
"Pak Jokowi dukung, Pak Prabowo mendukung. Saya terima kasih Ibu Puan, pimpinan DPR yang mendorong percepatan kemarin," tuturnya.