Kisah Petinju Indonesia yang Pernah Buat Lawan Jatuh hingga Meninggal Dunia
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Dari sekian banyak cabang olahraga (Cabor), Indonesia tak kalah menarik dengan para atlet kebanggaan dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara bahkan mancanegara. Sebut saja di cabor Tinju. Cabor ini pernah mencapai kejayaan pada masanya dan mendulang kesuksesan dengan raihan medali emas.
Diantaranya, ada atlet kesohor di Indonesia, para petinju yang mampu berprestasi di level internasional. Mulai dari Ellyas Pical, Nico Thomas, Suwito Lagola, Ajib Albarado, Chris John, hingga Daud Yordan.
Mereka semua adalah petinju-petinju terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Namun, terlepas dari legenda di atas, Indonesia juga punya petinju yang memiliki prestasi tak kalah cemerlang.
Dia adalah Heri Amol. Petinju berjuluk Bayi Ajaib itu lahir 18 September 1984 di kupang. Dalam catatan sejarah, Amol sempat pernah kalah dari petinju asal Korea Selatan, namun kemudian dinyatakan menang karena lawan tetiba meninggal dunia.
Melansir dari Boxrec, dia mencatatkan 72 pertandingan sepanjang kariernya sejak 2001-2016. Hari Amol mencatatkan 37 kemenangan (15 KO), 30 kalah (10 KO), dan lima kali imbang.
Satu dari kemenangan yang paling menggemparkan yang diraih Feri Amol adalah saat menghadapi juara kelas layang ringan WBC Choi Yo-sam dari Korea Selatan. Bagaimana tidak? lawan dibuat KO hingga akhirnya meninggal dunia.
Pertarungan mengerikan itu tersaji di Malam Natal tahun 2007 silam di Gwangjingu Hall, Seoul. Pada pertandingan itu, Amol sebenarnya kalah angka, tetapi pada ronde ke-12, saat waktu hanya tersisa 5 detik, Amol mampu menjatuhkan Choi (knockdown).
Saat itu, Choi sebenarnya mampu segera bangkit, sehingga hitungan tidak dilanjutkan (dalam istilah tinju disebut sebagai saved by the bell), dan selanjutnya Choi dinyatakan memenangkan pertandingan itu dengan angka mutlak.
Akan tetapi saat duel maut itu, Jagoan Choi tiba-tiba jatuh terkulai di ring dan segera mendapatkan pertolongan pertama. Kemudian Choi dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Soonchunhyang.
Melansir BBC, petinju Korea Selatan itu menderita cedera otak, cerebral haemorrhage dan dinyatakan "mati otak" oleh aparat medis di Seoul.
Choi dinyatakan mengalami pembengkakan otak dan menjalani operasi otak. Choi akhirnya meninggal pada tanggal 2 Januari 2008, setelah dinyatakan mati batang otak sehari sebelumnya. Al-hasil, Amol didaulat sebagai pemenangnya.