Hadapi PON XXI/2024, KONI Sumut Tambah Jumlah Atlet dan Pelatih
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Tuan Rumah Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut, menambah jumlah kontingen atlet dan pelatih. Hal ini disampaikan KONI Sumut kepada VIVA pada Senin (24/7/2023).
KONI Sumut menambahkan 547 atlet dan pelatih yang awalnya berjumlah 634. Sehingga total kontingen atlet dan pelatih sebagai perwakilan Sumut di PON berjumlah 1.181 orang.
Mereka, telah mulai menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Sumut bersama tim di tahap awal.
Wakil Ketua KONI Sumut, Prof Agung Sunarno menyebutkan, penambahan atlet ini hasil dari evaluasi dari Pelatda atlet Sumut tahap pertama pada 1 Juli 2023. Pelatda sendiri berlangsung sejak Februari 2023 diikuti 634 atlet dievaluasi tiap 6 bulan.
"Dari jumlah 634 atlet yang kita mulai (Pelatda) 1 Februari, nanti akan kita naikkan menjadi 1.181 atlet pelatda dan pelatih," ungkap Prof Agung kepada VIVA, di Kantor KONI
Sumut Prof Agung menyebutkan, peningkatan jumlah atlet dan pelatih Pelatda PON 2024 ini guna mendorong kualitas dan persaingan. Peningkatan tersebut, dari atlet super prioritas, prioritas dan unggulan.
"Jadi, unggulan naik tambah atlet, prioritas juga naik dari level 2 menjadi level 1. Itu juga merupakan evaluasi. Juga kepada pelatih bertambah, ada juga yang terdegradasi, ada juga yang bertambah karena jumlah atlet bertambah," sebut Prof Agung.
"Yang menjadi evaluasi adalah prestasi. Jadi atlet yang punya prestasi, kita tambahkan jumlah atletnya dan jumlah latihannya," katanya soal penilaian dari evaluasi yang dilakukan.
Sedangkan soal try out yang dilontarkan para Pengprov guna meningkatkan kemampuan atlet, Prof Agung menyebutkan, pihaknya tidak bisa mengabulkan permintaan tersebut pada tahun ini.
Try out atau juga training camp yang dipinta para Pengprov pun ditegaskannya tidak direstui semuanya.
"Ada program kita soal try out atau training camp. Tapi untuk training camp di luar negeri tahun ini belum ada. Tetapi kita akan lakukan training camp di luar negeri, tapi tidak semua," tutur Guru Besar FIK UNIMED itu.
Ia menambahkan, tidak semuanya direstui permintaan Pengprov untuk training camp ke luar negeri, karena keterbatasan dana dan juga pertimbangan bisa dilakukan di Indonesia.
"Ada kekuatan, ada kelemahan. Termasuk dari segi pendanaan. Tidak semua juga ke luar negeri, tidak semua juga penting ke luar negeri, ada juga yang bisa di Indonesia, walaupun tidak di Sumatra Utara," jelas Prof Agung.
"Atau pun mendatangkan pelatih, atau pun fisioterapi dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan olahraga akan kita datangkan. Karena untuk meningkatkan performa atlet tidak hanya latihan, tapi juga perlu gizi, perlu juga intelektual artinya intelejensi yang tinggi," pungkas Prof Agung.