Berbarengan dengan Tahun Politik, Aceh Mundur sebagai Tuan Rumah PON?
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Jadwal pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 dipastikan akan beriringan dengan pesta demokrasi di Indonesia. Menilik jadwal, Pembukaan PON 2024 akan berlangsung di Aceh pada 8 September 2024, sementara penutupan digelar di Sumut.
Di sisi lain, pada awal tahun hingga akhir tahun 2024, Indonesia pun punya hajat pemilu, dimana Februari 2024 untuk Pemilihan Legislatif dan Presiden serta Oktober 2024 untuk event Pemilukada Serentak.
Namun, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PON XXI/2024 harus tetap berjalan sesuai rencana. Jokowi menginginkan PON 2024 dihelat sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2024.
Menyikapi hal itu, Wakil Ketua Umum KONI Sumut, Prof Agung Sunarno mengungkapkan, sampai saat ini belum ada perubahan jadwal maupun tempat. Pesta olahraga itu tetap berlangsung meskipun bersamaan dengan hajat politik di Tanah Air.
"Sesuai instruksi Presiden Jokowi sebelumnya bahwa perhelatan olahraga akan tetap berjalan kendati bersamaan dengan tahun politik," ungkap Prof Agung saat menjadi narasumber pada Pelatihan Liputan Menuju PON XXI/2024 Aceh-Sumut yang digelar SIWO PWI Sumut di Aula KONI Sumut, Jalan Williem Iskandar, belum lama ini.
"Tidak ada keraguan bagi kita mundur atau tidak mundur, kita memastikan bahwa persiapan PON akan dibuka 8 September 2024 di Aceh dan penutupan di Sumut," tegas Guru Besar FIK UNIMED itu.
Prof Agung menyebutkan, tidak adanya perubahan PON 2024 diundur, atas dasar permintaan dari Presiden Jokowi agar digelar ketika masih menjabat sebagai Presiden RI.
Diakuinya, sempat ada keraguan PON 2024 akan sulit terlaksana karena saat bersamaan dengan agenda politik.
"Kita mengutip yang disampaikan Menpora bahwa sampai hari ini Presiden Jokowi ingin PON dia (Jokowi) yang membuka. Sehingga tentang tahun 2024, walaupun kita tahu sendiri tahun 2024 itu adalah tahun politik, olahraga akan tetap berjalan dimasa Presiden Jokowi," jelasnya.
Prof Agung menyebutkan, jika kenyataan nantinya PON 2024 berubah, akan terdampak pada pembinaan atlet yang telah berlangsung. Tak hanya Sumut dan Aceh yang mempersiapkan diri, baik sarana prasarana, juga semua daerah yang persiapkan atlet meraih prestasi diajang prestisius itu.
"Tapi apabila nanti itu berubah tentu strategi juga berubah. Jadi ketika berubah, kondisinya akan seperti itu. Kalau berubah tentu strateginya berubah, tapi yakin dan percayalah, sampai hari ini kita masih bertahan bahwa PON akan berjalan pada 2024," sebutnya.
Soal Aceh Mundur Tuan Rumah?
Disinggung Aceh yang menyatakan ketidaksiapan sebagai tuan rumah dan adanya wacana pengunduran jadwal, Prof Agung turut menerangkan dan menegaskan jika Sumut telah menyiapkan strategi lain jika hal itu terjadi.
"Harapan Aceh ingin mundur pada 2025. Tapi pertanyaan mundur itu alasannya apa? KONI Pusat sudah memindahkan tempat-tempat yang tidak bisa dibangun di Aceh ke tempat-tempat yang lain. Kalau sarana itu sedang dibangun dan belum siap maka alasan mundur itu ada. Tapi ini kan sarananya tidak dibangun, tapi kok mundur," tegasnya.
Prof Agung juga mengungkapkan, pertimbangkan bila Aceh mundur sebagai tuan rumah dan pertandingan cabor dipindahkan ke Sumut. Pertimbangan tersebut, terutama dalam peluang prestasi atas cabor yang dipindahkan ke Sumut.
"Kalau tidak berprestasi di tempat kita, kemudian kita gak punya untuk apa kita pertandingkan. Jadi ada beberapa yang dipertimbangkan. Tapi menjawab pertanyaan sebelumnya, saya punya keyakinan PON masih akan di pertandingan di tahun 2024," pungkasnya.