Bobotoh Boikot, Laga Persib Kontra Dewa United di Pekan Ketiga Terancam Sepi Suporter
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Persib Bandung terancam sepi penonton dan suporter di laga berikutnya. Pada laga ketiga pekan ketiga Liga 1, Persib Bandung menjadi tuan rumah melawan Dewa United. Duel kedua tim digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jumat (14/7/2023)
Namun, dalam laga nanti kelompok suporter Viking Persib Club memutuskan untuk tidak hadir di stadion. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan Viking Persib Club terhadap manajemen Persib.
Pada laga kandang sebelumnya melawan Madura United, Viking Persib Club juga melakukan aksi protes. Mereka meninggalkan tribun stadion pada menit ke-75.
"Iya itu kan sikap lanjutan kita ya, setelah dipertandingkan pertama kita walk out. Kita merasa PT PBB tidak ada perubahan, responnya pun masih sama seperti seakan menutup mata akan atas permasalahan yang terjadi. Seakan semua baik baik saja. Kemudian yang disayangkan tidak membuka ruang komunikasi," ujar Ketua Viking, Tobias Ginanjar.
Tobias mengatakan aksi yang dilakukan pihaknya tak lepas dari desakan-desakan distrik Viking di berbagai daerah. Mereka mengeluhkan adanya kenaikan harga tiket secara mendadak dan kesulitan dalam verifikasi tiket.
"Ya tentunya ini merupakan desakan-desakan dari distrik kita di bawah. Jadi kita pun harus mendengar aspirasi-aspirasi kita yang terjadi. Distrik-distrik merasa kesulitan, yang pertama tentang harga tiket yang naiknya tiba-tiba dan tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai," katanya.
"Semua toilet gitu-gitu aja, dan fasilitas yang lain tetap seperti itu. Lalu yang paling utama itu, sistem pembelian tiket yang memberatkan. Kita tidak menolak online, karena kita dari musim kemarin sudah online. Hanya sistem pembelian sekarang itu rumit, karena harus lewat aplikasi yang harus diverifikasi," lanjutnya.
Tobias menjelaskan saat ini banyak komunitas yang harus mendapatkan tiket secara individu atau tidak kolektif. Hal ini memberatkan untuk komunitas yang biasa berangkat secara rombongan dari daerahnya.
"Sedangkan kan untuk komunitas biasanya kolektif karena banyak berangkat rombongan dari luar kota dan sebagainya. Dan menurut kita itu belum ada titik temu dari PT PBB sendiri masih menutup mata atas masalah itu," ungkapnya.
Dalam aksinya ini, Tobias sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi pemain yang tengah berjuang di Liga 1. Akan tetapi, permasalahan tiket belum menemukan titik temu.
"Kami sangat membuka diri jika manajemen ingin mengadakan dialog. Tapi kita ingin dialognya juga terbuka saja. Bisa disaksikan oleh banyak orang, oleh semua Bobotoh, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi. Kita tidak mau hanya pertemuan satu atau dua orang," terangnya.
"Bagusnya itu terbuka untuk semua orang, semua orang bisa menyampaikan aspirasinya dan mereka bisa mendengar langsung keluhan-keluhan. Dan semua bisa menilai. Jadi kami terbuka kalau mau diskusi lebih baik," pungkasnya