Piala AFF 2024: Inilah Penyebab Erick Thohir Akhiri Kerjasama dengan Shin Tae-yong
Jabar –Piala AFF 2024 menjadi momen penting bagi Timnas Indonesia.
Dengan harapan besar untuk membawa pulang gelar juara, masyarakat menaruh keyakinan pada pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong.
Namun, keputusan mengejutkan datang dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang memilih untuk mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong setelah turnamen berakhir.
Keputusan ini tentu menimbulkan beragam reaksi, mulai dari dukungan hingga kritik tajam. Ada banyak spekulasi di balik langkah besar ini.
Berikut adalah lima penyebab utama yang diduga menjadi alasan Erick Thohir mengakhiri era Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.
Apakah ini langkah terbaik untuk kemajuan sepak bola Indonesia?
Ya, Shin Tae-yong sudah tidak memimpin skuad Garuda—julukan Timnas Indonesia—lagi. Meskipun demikian, tim itu mengalami kesulitan dalam putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
1. PSSI Siap Ambil Risiko
Erick Thohir menyatakan bahwa pergantian pelatih dalam situasi di mana tim sedang berkompetisi adalah normal. Namun, dia berpendapat bahwa pergantian pelatih merupakan hal yang wajar.
"Saya rasa hal yang biasa, memang banyak negara mengganti pelatihnya untuk posisi Kualifikasi Piala Dunia ini."
Pada Senin 6 Januari 2025 kemarin, Erick Thohir menyatakan bahwa hanya perlu menghitung risikonya.
Sejauh yang saya ketahui, tim Timnas Indonesia yang dipimpin pelatih asal Korea Selatan tersebut berada di posisi ketiga klasemen Grup C dengan enam poin, yang diperoleh dari satu kemenangan, tiga hasil imbang, dan dua kekalahan
2. Penyebab Diumumkan Usai Piala AFF 2024
Menteri BUMN itu menyatakan bahwa pemutusan kerja sama dengan Shin Tae-yong didasarkan pada penilaian performa Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Jadi, PSSI memutuskan untuk tidak bekerja sama, dan keputusan itu sudah lama dibuat.
Namun, karena jarak pertandingan sangat mepet saat itu, PSSI memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam Piala AFF 2024 karena Timnas Indonesia harus bermain di laga selanjutnya pada Maret 2025.
"Makanya saya ceritakan, sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi. Kalau kita hitung-hitung jika dilakukan saat itu, jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat, makanya hari ini yang terbaik," ucapnya.
"Risiko tentu ada, tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari. Kemudian kita mencari figur yang bisa memberi ekstra effort dalam hal komunikasi, taktikal, dan lain-lain," tambanya.