Top Skor Timnas di Sea Games Kamboja Ternyata Anak Asuh KDM di ASAD 313 Purwakarta

Dedi Mulyadi dan Fajar Fathur Rahman
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Penyerang Timnas Indonesia U-22 yang berlaga di Sea Games 2023, Fajar Fathur Rahman, kini tengah menjadi perbincangan publik. Selain berhasil meraih emas, ia pun terpilih sebagai top skor dengan total 5 gol.

22 Pemain Timnas Indonesia untuk Laga Lawan Irak dan Filipina, Tak Ada Nama Hokky dan Sananta

Tapi belum banyak yang tahu ternyata Fajar adalah salah satu anak asuh Kang Dedi Mulyadi (KDM) saat tergabung dalam Sekolah Sepakbola (SSB) ASAD 313 Jaya Perkasa Purwakarta.

SSB ASAD yang merupakan kepanjangan Anak Sepakbola Asal Desa itu adalah sebuah program yang dibuat KDM saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Banyak prestasi dan pemain besar yang lahir dari sekolah tersebut.

Madame Pang Nilai Level Timnas Indonesia Belum Melampaui Thailand

“Saya alumni ASAD, dulu sekolah di SMAN 1 Campaka lulus tahun 2020,” ujar Fajar saat bertemu KDM di Jakarta, kemarin.

Fajar mengingat saat tahun 2017 lalu ia masuk ke ASAD bersama sekitar 18-20 anak lainnya yang rata-rata kelahiran tahun 2002. Mulanya ia mengenal ASAD saat mewakili Papua Barat dalam kejuaraan Menpora.

Timnas Indonesia Diuntungkan dengan Desakan Pencopotan Israel dari Keanggotaan FIFA

Saat itu, kata Fajar, ASAD menjadi juara. Beberapa waktu kemudian Fajar pun bergabung dengan ASAD 313. Selama tiga tahun Fajar sekolah sepakbola dan sekolah SMA di Purwakarta.

“Waktu itu anak-anak ASAD main juga di U16 juara di Sidoarjo, yang direkrut ada Fajar, Yadi Mulyadi, Ahludz, Muhammad Talaohu. Kemudian lulus SMA gabung ke Borneo di Liga 1,” ucapnya.

Ketika ditanya momen menegangkan saat Sea Games kemarin, Fajar mengatakan pertandingan lawan Vietnam paling berkesan. Sebab kedua tim sama-sama ngotot ditambah Indonesia bermain dengan 10 orang karena mendapat satu kartu merah.

“Final juga tegang pas skor 2-2. Tapi paling berat lawan Vietnam karena mereka spartan, jiwa juangnya tinggi dan main menggebu-gebu,” ujar Fajar.

Sementara itu Kang Dedi Mulyadi mengenang pertemuan terakhirnya dengan Fajar saat menggelar pertandingan dadakan di Purwakarta dan membuat tim yang bernama Maung Kembar. Saat itu KDM yang berposisi sebagai penjaga gawang jarang kebobolan karena bermain bersama para jebolan ASAD, salah satunya Fajar.

“Gimana mau kebobolan, pemainnya ini semua hebat-hebat kaya Fajar,” seloroh KDM.

KDM kembali menceritakan soal ASAD 313 Jaya Perkasa. Menurutnya ASAD sengaja ia dirikan dengan sejumlah program khusus. Seperti Namanya, ASAD diisi oleh anak-anak desa dari seluruh Indonesia yang memiliki bakat sepakbola.

Di SSB tersebut anak-anak diberi pendidikan sepakbola, biaya hidup, diatur pola makan, disediakan perlengkapan seperti seragam dan sepatu yang layak. Selain itu anak-anak juga tetap diberi pendidikan formal tetapi dibuat kurikulum lokal purwakarta yang fokus terhadap olahraga.

“Sekolah ini khusus untuk anak berbakat seluruh Indonesia. Kemudian latihan sepakbola pelatihnya Encang Ibrahim, manajernya Abah Alwi. Setiap hari kan di asrama dekat Stadion Purnawarman, makan di situ, belajar di situ, mengaji di situ. Sekolah sampai sore, lanjut latihan sepakbola,” ucap KDM.

Ia berpesan pada Fajar untuk mempersiapkan karirnya untuk masa depan. Sebab banyak atlet profesional yang justru mengalami kesulitan saat memasuki masa pensiun. Berbeda dengan seorang politisi yang bisa berkarir tanpa batas umur.

“Kita punya harapan yang besar ke depan Indonesia bisa jadi juara dunia, Pak Prabowo itu gak mau nonton piala dunia karena Indonesia tidak main, dan dia punya cita-cita Indonesia bisa lolos piala dunia. Dan mudah-mudahan salah satu pemainnya Fajar,” tuturnya.

Dalam pertemuan itu KDM pun mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya pada Fajar karena bisa menjadi salah seorang bintang di Sea Games lalu sebagai seorang alumni ASAD 313 Jaya Perkasa. Ia berharap ke depan banyak bibit muda yang bisa membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

“Kita bahagia ada teman kita yang bisa menjadi top skor di Sea Games, keren. Dan bibit sepakbola akan lahir dari sistem yang baik, pola gizi yang baik, sampai pola pergaulan yang baik,” ujar KDM.