Masjid Qisas, Wisata Religi Jamaah Haji
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Tampak indah dengan dinding bercat putih, arsitekturnya pun menawan. Dihias dengan 10 kubah, pintu dan jendela dengan ornamen kayu menambah keindahan masjid ini.
Begitu penampakan seputar Masjid Qisas. Masjid Qisas sesungguhnya adalah sebuah masjid biasa, letaknya di kawasan Balad Jeddah.
Di sebelah baratnya, berdiri kantor sekretariat Departemen Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi.
Posisinya persis di tengah lingkaran jalan atau bundaran, antara Jalan Bagdadiyah, Jalan Syeikh Al Juffali, dan Jalan Madinah.
Seringkali masjid ini dikaitkan dengan hukum pancung di Arab Saudi. Karena itulah, masjid ini sering dikaitkan dan dianggap memiliki nilai sejarah hukum pancung.
Namun, seperti apa fakta sesungguhnya di balik indahnya masjid ini? Berikut penjelasannya
Menurut cerita warga setempat, nama sebenarnya Masjid Qisas adalah Masjid Syeikh Ibrahim Al-Juffali. Nama seorang saudagar Arab terkenal yang membangun masjid tersebut.
Kabarnya, di masjid inilah sering dilaksanakan hukum qisas, yaitu suatu pelaksanaan eksekusi hukuman mati terhadap seorang terpidana, seperti hukum pancung.
Eksekusi biasanya dilaksanakan secara terbuka, setiap selesai sholat Jumat di halaman masjid dan disaksikan jamaah dan masyarakat umum.
Karena itulah masjid ini kemudian dikenal sebagai masjid Qisas. Namun sesungguhnya, Masjid Qisas, tidak ubahnya sebuah masjid di taman kota.
Apalagi di sebelah timur masjid terdapat danau buatan dan agak ke sebelah tenggaranya terdapat hotel Red Sea. Sementara di bagian utara masjid dihiasi sebuah menara jam, tangga air terjun buatan.
Tempat Ziarah?
Masjid Qisas merupakan salah satu masjid umum dari ratusan masjid yang ada di Jeddah. Namun, karena sering diceritakan sebagai tempat eksekusi hukum mati, masjid ini sering dijadikan tujuan ziarah para jemaah Indonesia.
Mengenai fakta sesungguhnya di balik masjid ini, Konsul dari Konsulat Jendra RI untuk Jeddah, DR Widratmo Soewarno mengakui, banyak orang Indonesia salah paham.
"Memang dulu pemerintah Saudi menggunakan Qisas untuk menghukum orang, tapi kini sudah dilaksanakan di penjara. Tempatnya berbeda bukan lagi di kawasan ini," kata Widratmo di kantornya, KJRI, Jeddah, belum lama ini
Diakuinya, sesungguhnya masjid ini tak ada kaitannya dengan sejarah Islam. Namun benar adanya qisas atau eksekusi mati pernah dilakukan di kawasan halaman masjid ini.
"Jadi mungkin raja-raja dahulu ingin menegakkan hukum Islam yang dilihat oleh penduduk. Tapi masjid ini gak ada kaitannya sama peradaban sejarah Islam. Banyak pro kontra (eksekusi mati) karena dianggap sebagai pelanggaran HAM. Sehingga sejak 2015, eksekusi mati tidak lagi dilakukan di halaman masjid ini," katanya.
Lalu bagaimana dengan jemaah Indonesia yang sudah terlanjur menganggap masjid ini memiliki nilai sejarah terkait peradaban Islam?
Widratmo mengatakan, tak masalah jika para jemaah tetap ingin berkunjung ke masjid ini, namun perlu diingatkan bahwa masjid ini adalah masjid biasa.
"Sekarang masjid biasa, dan jadi kawasan main anak anak. Saat Maghrib banyak yang sholat di situ. Masjidnya juga indah sekali dan megah, jadi tidak masalah jika ingin mengunjungi masjid ini," katanya.