Bangkitkan Sektor Pariwisata, InJourney Revitalisasi TMII
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi-potensi pariwisata dengan mendorong kebangkitan sektor pariwisata.
InJourney sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Pendukung melakukan itu bersama anak usahanya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC).
Upaya maksimalisasi potensi-potensi pariwisata dengan mendorong kebangkitan sektor pariwisata, salah satunya ialah dengan melakukan revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Bersama cucu usaha InJourney, yakni PT Bhumi Visatanda (PT Bhiva) selaku pengelola TMII, InJourney menghadirkan Wajah Baru TMII dengan sejumlah atraksi dan wahana baru.
Pembukaan kembali TMII ini merupakan hasil dari revitalisasi besar-besaran yang dilakukan berkolaborasi dengan Kementerian PUPR sejak diresmikannya TMII pada tahun 1975.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, mengatakan bahwa konsep pengelolaan TMII berubah total dan sangat kekinian yang mencakup green, smart, culture, dan inclusive.
Sehingga wajah baru TMII sudah siap diperkenalkan ke masyarakat sebagai ikon wisata kultural dan saran edukasi keragaman budaya Indonesia yang begitu kaya dan tak ada habisnya untuk dijelajahi.
"Keberadaan TMII dengan konsep ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat agar TMII dan menjadi destinasi kebanggaan Indonesia. TMII melakukan improvement dan beautifikasi pada beberapa aspek untuk meningkatkan kualitas layanan dan juga daya tarik berupa atraksi yang bisa dinikmati pengunjung di TMII secara inklusif,” terang Maya (24/08).
Lebih lanjut, Direktur Pemasaran, Pelayanan & Pengembangan Usaha TWC, Hetty Herawati menambahkan mengenai 4 (empat) pilar pengembangan TMII.
Mengusung pilar green, TMII menghadirkan destinasi wisata yang ramah lingkungan dan menghadirkan area hijau yang lebih luas yakni 70% taman dan 30% bangunan.
“TMII juga menerapkan green zone, sehingga kendaraan beremisi hanya diperbolehkan sampai area parkir dan pengunjung dapat berkeliling dengan angkutan berbasis listrik yang telah disediakan”, ujar Hetty.
Hetty juga menjelaskan mengenai pilar smart, yang berarti TMII menjadi destinasi wisata yang fokus pada pengembangan dan implementasi platform digital, sebagai representasi Indonesia Masa Depan.
Pilar Culture, TMII menjadi destinasi wisata yang mempresentasikan ragam Budaya Indonesia.
Adanya optimalisasi kegiatan seni dan budaya, dan ragam atraksi di panggung-panggung terbuka atau open space, sehingga pengunjung berkesempatan untuk menyaksikan langsung pagelaran seni dan budaya serta terlibat dan menjadi bagian dari budaya itu sendiri.
Sedangkan inclusive berarti TMII hadir sebagai destinasi wisata yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat yang saling bertoleransi dan menghargai budaya.
TMII tetap menjadi destinasi wisata dengan harga tiket yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hadirkan Atraksi dan Wahana Baru Bagi Masyarakat
Usai revitalisasi, TMII menghadirkan berbagai atraksi dan wahana baru yang siap menyambut wisatawan yang akan berkunjung di TMII.
Salah satu yang menjadi andalan ialah Danau Archipelago. Lokasi ini dijadikan ikon utama TMII yang dilengkapi dengan atraksi air mancur atau Dancing Fountain Show dengan tema cerita rakyat Indonesia.
Dancing Fountain Show ini nantinya dapat dinikmati wisatawan yang berkunjung ke TMII.
Terdapat juga Jagat Satwa Nusantara yang merupakan penegasan konsep taman satwa yang telah selesai direvitalisasi atas ketiga wahana satwa, yaitu Taman Burung, Museum Komodo, Dunia Air Tawar & Serangga.
Taman wisata ini telah mengalami revitalisasi dan siap untuk menjadi destinasi unggulan bagi penggemar satwa, pecinta alam dan mereka yang ingin mendapatkan edukasi mengenai keanekaragaman hayati Indonesia.
Di Taman Burung Jagat Satwa Nusantara terdapat 2.000 ekor burung yang tersebar di seluruh area wahana.
Pengunjung dapat melihat 218 jenis spesies burung, termasuk beberapa jenis spesies langka dan satwa endemik, diantaranya adalah Elang Jawa, Merak Hijau, serta Kakatua Raja & Cendrawasih dari Papua .
Selain itu, TMII telah melakukan improvement dan beautifikasi pada beberapa aspek untuk meningkatkan kualitas layanan dan juga daya tarik berupa atraksi yang bisa dinikmati pengunjung di TMII secara inklusif.
Peningkatan dari sisi konten bisa dilihat di Museum Indonesia yang menampilkan gambaran Bhinneka Tunggal Ika.
Terdapat pameran kain tenun ikat dan wastra dari seluruh provinsi di Indonesia, serta terdapat juda mock up Ibu Kota Negara.
Kemudian hal baru lainnya yaitu Contemporary Art Gallery TMII yang akan menampilkan lukisan, patung, seni grafis, drawing, fotografi, fashion, seni media baru dan video instalasi hasil karya seniman-seniman handal.
Tidak hanya menyuguhkan atraksi dan wahana baru, berbagai fasilitas juga telah dilengkapi dan dipercantik yakni kereta gantung yang kini terdapat 81 kabin dengan tiga stasiun.
Dengan kereta gantung tersebut, pengunjung dapat melihat keindahan bentang alam Indonesia dari Sabang hingga Merauke dari udara.
“TMII tidak hanya sekadar destinasi wisata, akan tetapi juga merupakan sarana edukasi yang memperkenalkan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia. TMII akan menampilkan keseruan tentang cerita Indonesia yang tiada habisnya,” ungkap Direktur Utama PT Bhiva, Claudia Ingkiriwang.
Claudia berharap dengan konsep baru yang diusung, jumlah pengunjung diharapkan dapat terus meningkat.
“Tahun 2023, jumlah pengunjung TMII ditargetkan bisa mencapai 6 juta pengunjung atau rata-rata 16.000 pengunjung setiap hari,” tutup Claudia.