Kemenparekraf RI Gencar Kampanye Sadar Wisata 5.0, Bisa Bantu Warga Kerja

Ilustrasi Desa Wisata
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Penguatan sinergitas antar desa wisata dinilai penting dalam upaya peningkatan perekonomian dan perluasan lapangan kerja di sektor pariwisata.

Cara Bermain Game Viral What Cake R U Sudakah Anda Mencoba?

Hal itu sebagaimana disampaikan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Florida Pardosi dalam kegiatan Sadar Wisata 5.0 di enam Desa Wisata yang berada di Kawasan Bromo Tengger Semeru, beberapa hari lalu.

Florida menuturkan, keberadaan Desa Wisata, tanpa sentuhan warga dan pelaku sektor pariwisata lokal tidak akan mampu berkembang dengan baik. 

Unik dan Menyeramkan, Salah Satu Desa di Kabupaten Subang Dinamai Siluman

"Karena pengalaman berwisata didapatkan tidak hanya melalui daya tarik wisata, melainkan dari pelayanan dan interaksi warga dengan wisatawan. SDM adalah isu yang sangat penting," kata Florida dalam keterangan tertulis.

Kejari Subang Terima Uang Rp600 Juta Hasil dari Jual Rumah Mantan Kades dan Sekdes Blanakan

Florida menambahkan, untuk menunjang sinergitas antar Desa Wisata, Pemerintah mengeluarkan program Sadar Wisata 5.0, termasuk salah satunya di sini, di enam desa wisata yang berada di Kawasan Bromo Tengger Semeru. 

Dikatakan Florida, program tersebut telah berjalan sejak 2022, dengan dukungan penuh dari Bank Dunia.

Florida menjelaskan, untuk mewujudkan sinergi tersebut, perlu adanya kolaborasi antar pemangku kebijakan termasuk antara Desa Eisata dalam upaya untuk mengembangkan dan mengoptimalisasi potensi yang ada melalui diversifikasi produk.

Destinasi Desa Wisata, Taman Bunga Edelweiss di lereng Gunung Bromo

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Kemenparekraf, tegasnya, terus mendorong kemajuan dan kemandirian Desa Wisata mengingat kawasan desa mampu mengembangkan sektor perekonomian. Apalagi, bertumbuhnya sektor pariwisata di Desa Wisata dapat mengurangi angka pengangguran dan menekan laju urbanisasi. 

"Harapannya, Desa Wisata dapat menjadi kekuatan perekonomian, tidak hanya secara regional tetapi juga secara nasional," urainya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Purwoto menyatakan, pemegang kunci penting berkembangnya sebuah Desa Wisata adalah dari sisi SDM. 

Menurutnya, masyarakat desa harus mengetahui bahwa desa tersebut merupakan Desa Wisata yang bertujuan untuk mendatangkan wisatawan. 

Sehingga, kesadaran terkait optimalisasi Desa Wisata bukan hanya menjadi perhatian kelompok sadar wisata (pokdarwis) semata, melainkan semua pihak dan stackholder.

Destinasi Wisata, Gunung Bromo (Probolinggo)

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

"Setiap pemangku kepentingan harus kompak satu visi. Yang memiliki kesadaran wisata tidak hanya kelompok sadar wisata, tapi seluruh masyarakat desa," kata Purwoto. 

Sebelumnya, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M Paham, menjelaskan, program Kampanye Sadar Wisata 5.0 ditujukan untuk mendorong peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pariwisata di desa. 

"Ini peluang yang sangat bagus bagi kita untuk belajar. Peran kita harus terus dijaga supaya kita sama-sama bisa memajukan destinasi, mempromosikan, dan juga memenuhi pendekatan kualitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Sementara itu, Program Kampanye Sadar Wisata 5.0, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf dalam peningkatan sumber daya manusia. 

Destinasi Wisata, Gunung Bromo (Probolinggo)

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan lahir para pariwisata di Desa Wisata, yang menumbuhkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang maju, berdaya saing, berkelanjutan, serta mengedepankan kearifan lokal yang ditopang dengan SDM yang andal dan berdaya saing. 

Tahun ini, tahapan Sosialisasi dalam Kegiatan Kampanye Sadar Wisata melibatkan 90 Desa Wisata di enam Daerah Pariwisata Prioritas (DPP) yakni Labuan Bajo, Wakatobi, Danau Toba, Lombok, Borobudur Yogyakarta Prambanan, serta Bromo Tengger Semeru.