Kabupaten Subang Dilirik untuk Pengembangan Produksi Jagung Nasional
- Istimewa
Dia menjelaskan, untuk perusahaanya itu lebih kapada penyediaan varietas benih jagung bioteknologi. Berdasarkan kajian teknis dari sejumlah lembaga, produk bioteknologi aman dan dapat diterima sebagai bahan pangan dan pakan ternak, serta aman terhadap lingkungan.
Produk benih ini juga menjadi solusi bagi industri pakan ternak (feedmill) meningkatkan ketersediaan bahan baku. Jagung bioteknologi juga aman untuk dimanfaatkan dan mendukung ketersediaan pakan ternak sapi di industry dairy farm yang terus meningkat.
Dia menambahkan, untuk benih bioteknologi ini merupakan jagung pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda yaitu toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan hama penggerek batang (Asian Corn Borer/Ostrinia furnacalis).
Kemudian, lanjut dia, jagung jenis ini memiliki potensi hasil hingga sebesar 11,8 ton per hektare pipilan kering. Selain itu, jagung bioteknologi ini juga lebih mudah dibudidayakan, ekonomis, dan memberikan hasil yang lebih tinggi.
Pihaknya juga meyakini, produktivitas jagung hibrida bioteknologi dengan keunggulan ganda ini sekitar 10 persen lebih tinggi dibandingkan produktivitas jagung hibrida konvensional.
Sehingga, jika ditanam secara luas di Indonesia, jagung bioteknologi ini dapat mendongkrak panen jagung dari rata-rata nasional saat ini sebesar 5,3 ton per hektare menjadi sekitar 7 ton per hektare.
"Kami berharap jagung hibrida bioteknologi dengan keunggulan ganda ini dapat memberikan hasil panen melimpah untuk petani dan memberikan keuntungan lebih besar kepada semua pemangku kepentingan. Tidak hanya memiliki potensi yang besar, hadirnya jagung bioteknologi ini sekaligus sebagai upaya untuk mendukung Pemerintah dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional khususnya untuk produk jagung dan turunannya," tutur Fauzi Tubat.