Fenomena Gerhana Matahari 20 April Pertanda Bukti Akhir Ramadhan?

Ilustrasi gerhana matahari
Sumber :
  • Pixabay

Menurut Najmuddin, peristiwa ijtimak bisa terjadi di waktu pagi ataupun malam. Secara astronomi kapan pun waktunya, sepanjang sudah Ijtimak, maka bulan baru telah dimulai. Akan tetapi untuk penggunaan praktis dalam membuat kalender dan penentuan hari, maka harus ada kriteria tertentu untuk mengatur kapan dimulainya bulan baru. 

"Kalau hanya berpatokan pada Ijtimak saja, maka awal bulan bisa dimulai pukul 10:00, bisa juga pukul 17:00, bahkan ketika tengah malam pun bisa," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, ulama bersepakat untuk memulai hari ketika terbenamnya Matahari/maghrib. Ketika Bulan sudah ijtimak, maka ada syarat yang perlu ditambah. Konsep wujudul hilal yang dipakai Muhammadiyah menambahkan syarat hilal masih berada di atas ufuk saat Matahari terbenam. 

"Dengan demikian, secara astronomi Bulan memang sudah masuk bulan baru dan untuk kepentingan menentukan awal Bulan, kaidah ini bisa dipakai secara praktis," ungkapnya.

Kembali kepada posisi Matahari, Bulan, dan Bumi ketika awal bulan. Posisi ini disebut sebagai ijtimak karena awal permulaan Bulan mengelilingi Bumi menggunakan acuan Matahari, dimulai pada titik tersebut.

Ketika terjadi ijtimak, Matahari, Bulan, dan Bumi memang berada dalam posisi yang berurutan, namun tidak selalu dalam ekliptika yang sama. Hal ini disebabkan oleh bidang orbit Bulan mengelilingi Bumi memiliki kemiringan yang berbeda dengan bidang orbit Bumi terhadap Matahari.

Dalam suatu masa, posisi Matahari, Bulan, dan Bumi akan berada pada garis lurus dengan bidang ekliptika yang sama. Ketika berada dalam bidang ekliptika yang sama inilah terjadi gerhana Matahari.