Tengil dan Tak Hormat Pada Ibunya, Remaja Ini Menangis Usai Dibentak KDM

KDM dan remaja tengil yang menangis
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Memperbaiki akhlak memang merupakan salah satu tugas dan kewajiban seorang pemimpin. Hal tersebut disadari betul oleh Kang Dedi Mulyadi (KD). Ia tidak bisa diam melihat hal-hal yang kurang baik, terlebih jika seorang anak tidak hormat pada ibu yang telah melahirkan dan merawat dirinya.

Pada gelaran Safari Cinta di Desa Cibeber, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jum'at, 25 Agustus 2023 malam, ada kejadian tak biasa.

Pasalnya, KDM terlihat tegas melihat seorang remaja yang kedapatan tengil dan tidak menaruh hormat kepada ibunya.

Mulanya KDM dan Sule bernyanyi sambil memanggil seorang remaja yang memakai jaket dengan penutup kepala. Remaja itu pun diajak naik ke atas panggung.

Saat penutup kepalanya dibuka ternyata remaja tersebut berambut panjang dan dicat pirang.

Ternyata, KDM mengenali remaja tersebut. Remaja itu pernah diberi uang untuk biaya sekolah dan membeli domba. Namun saat ditanya remaja itu mengaku uang tersebut tak digunakan untuk keduanya dan kini telah habis.

Saat ditanya kegiatan sehari-hari, remaja berkaus hitam itu dengan gaya tengilnya menjawab diam di rumah, tidur, makan dan bermain.

“Kamu sudah besar mau jadi apa kalau begini terus?,” ucap KDM.

Bukannya merenungi, remaja itu malah menjawab dengan nada tengil dan melantur. Bahkan Sule pun dibuat geleng-geleng kepala kebingungan melihat tingkah dan jawaban remaja tengil tersebut.

KDM pun memanggil ibu dari remaja itu untuk naik ke atas panggung. Dari pengakuan sang ibu, anaknya itu tak sekolah. Ia pun merasa tak sanggup lagi untuk mendidik sang anak.

“Itu lihat ibu kamu. Kamu gak kasihan sama ibu kamu?,” tanya KDM. Dengan santainya remaja itu menggelengkan kepala dan menjawab tidak.

Melihat tingkah sang remaja KDM dengan nada tinggi kembali menanyakan hal yang sama dengan sebelumnya. Berbeda dengan sebelumnya, sang remaja kini langsung menangis. KDM pun meminta remaja itu untuk meminta maaf dan bersujud kepada sang ibu.

Menurut KDM, anak tersebut berperilaku seperti itu karena orangtua membiarkan dan tak memiliki wibawa sehingga apapun permintaan selalu dituruti. Hal tersebut tentu salah karena kelak remaja itu dewasa akan semakin berani melawan.

“Pada anak memang tidak boleh pakai kekerasan, tapi tidak boleh juga membiarkan. Sebab Nabi juga mengajarkan sifat-sifat yang jelek dari sejak kecil harus ‘dimatikan’ sebab kalau sudah besar akan susah,” katanya.

Setelah meminta maaf, KDM pun memeluk dan memangku sang remaja. Ia pun larut dalam tangis haru memeluk ibu dari remaja tersebut.

Bagi KDM tugas seorang pemimpin membereskan masalah sosial seperti yang pada malam tersebut. Sehingga besok remaja tersebut akan dibawa ke Pesantren Cireok untuk mengikuti pendidikan mental dan spiritual bersama anak asuh KDM lainnya.

Kang Dedi Mulyadi pun memberikan uang Rp 2 juta untuk bekal selama di pesantren. Selain itu ia pun memberikan Rp 3 juta untuk membeli domba sehingga jika sang remaja kembali ke rumah memiliki kegiatan positif.

“Tugas pemimpin bukan menertawakan anak, tugas pemimpin harus tegas. Walaupun orang bilang saya buruk karena memarahi anak tapi saya harus melakukan itu karena anak ini harus berubah,” ujarnya.

“Lebih baik memarahi tapi mengubah orang, daripada membiarkan malah mencelakai. Pemimpin harus berani ambil risiko asal untuk kebaikan,” pungkas KDM.