Narman, Ciptakan Baduy Craft di Tengah Kuatnya Tali Adat

Narman, pencipta Baduy Craft
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVA Jabar – Suku Baduy yang terletak di pedalaman provinsi Banten dikenal sebagai masyarakat yang masih kuat memegang adat istiadat. Dengan prinsip adat yang kuat itu, keadaan masyarakat dan kondisi alam Baduy masih murni tak terjamah oleh asap industri dan teknologi.

Kehidupan suku Baduy pun masih bergantung pada pertanian. Di samping itu, suku Baduy juga mengais rejeki dengan membuat kerajinan tangan yang sebenarnya memiliki nilai ekonomi tinggi.

Namun, karena masyarakatnya yang tertutup dan belum tersentuh dunia luar membuat masyarakatnya sulit memasarkan kerajinan tangan yang mereka hasilnya. Mereka menjual kerajinan tangan seperti gelang, kain tenun, tas dan kalung dengan hanya menunggu datangnya para wisatawan.

Kondisi tersebut membuat seorang pemuda bernama Narman gelisah. Ia pun mulai mencari cara bagaimana memasarkan kerajinan tangan dan potensi yang dimiliki suku Baduy sehingga dapat memberdayakan ekonomi masyarakat hingga akhirnya pemuda kelahirann1989 itu berkenalan dengan teknologi internet.

Bagi Narman, kerajinan tangan masyarakat Baduy adalah produk etnik yang memiliki makna luas tentang tradisi, adat, dan juga sisi kehidupan yang tenang. Produk Baduy juga memiliki filosofi dan cerita unik masing-masing di balik setiap produk.

Sebagai pemuda yang memiliki pemikiran progres, Narman akhirnya berinisiatif memasarkan kerajinan tangan melalui internet. Perjuangan Narman pun tidaklah mudah, ia harus menyeberang desa dengan jalan kaki yang berjarak dua kilometer untuk belajar internet dan komputer secara otodidak.

Sebab di tempat tinggalnya yakni Baduy Luar, Lebak, Banten, ada larangan untuk menggunakan alat teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran secara otodidak itu pun membuahkan hasil. Narman akhirnya bisa membuat website www.baduycraft.com. Tak hanya itu, ia juga memiliki akun Instagram dengan nama Baduy Craft. Kerajinan tangan orang-orang Baduy pun ia pasarkan secara online.

"Dengan online ini, misi saya hanya satu, memajukan ekonomi warga Baduy," katanya saat diwawancarai.

Meski idenya sudah mulai menemukan jalan untuk diterapkan, Narman harus menghadapi berbagai tantangan. Posisi tempat tinggalnya yaitu Desa Kanekes yang berada di pedalaman, mengharuskan pria berusia 34 tahun itu berjalan kaki sekitar 2 kilometer ke Desa Ciboleger hanya untuk mencari sinyal dan dapat membalas chat.

Hal yang sama ia lakukan yaitu berjalan kaki dengan jarak tempuh berkisar 12 kilometer untuk mengirimkan barang ke agen pengiriman logistik agar barang jualannya sampai ke tangan pembeli.

Selain masalah jaringan internet dan distribusi, Narman juga harus menghadapi tantangan manajemen produksi. Sebab masyarakat Baduy tidak memiliki rumah produksi yang dapat dikoordinir di satu titik, maka perbedaan kualitas dari produksi sangat memungkinkan terjadi.

Pun demikian dengan jumlah produksi yang tidak menentu. Saat jumlah pesanan membludak sementara stok barang sedikit, tentu Narman bisa kewalahan.

Tak cukup sampai disitu, tantangan besar bagi Narman adalah hukum adat yang mengingat. Sebagai bagian dari masyarakat Baduy yang memegang kuat aturan tradisi serta adat istiadat, Narman harus patuh.

Tak ayal, apa yang dilakukannya itu mendapat penolakan dari Ketua Adat. Sebab penggunaan teknologi modern merupakan larangan mutlak yang berlaku di Baduy. Narman pun dianggap melanggar aturan yang pakem tersebut.

“Di awal-awal memulai, saya mendapat teguran dari tokoh adat bahwa apa yang saya lakukan itu baik. Tetapi saya harus ingat yang saya pakai (handphone) itu nggak boleh (melanggar adat),” ujar Narman.

Akan tetapi, Narman tak patah semangat. Niat tulus untuk membantu perekonomian masyarakat itu terus ia lakukan sembari meyakinkan tetua adat bahwa Ia hanya menggunakan telepon selular tersebut dalam hal kebaikan.

“Saya menyampaikan ini ada sisi positifnya. Saya coba memanfaatkannya, saya bukan untuk gaya-gayaan. Saya akan tetap menjadi masyarakat adat Baduy yang taat aturan,” tambahnya.

Setelah membuktikan nilai positif dari internet, Narman pun mendapat sambutan baik. Ia mampu membuka sisi gelap lingkungannya hingga menerima sebuah inovasi yang mencerahkan.

Kini, masyarakat Baduy dikenal lebih luas melalui karya dan tradisi serta bangunan adatnya yang kokoh. Senyum cerah masyarakat pun menyala tatkala apa yang mereka hasilkan berbuah manis dan mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Saat ini, berbagai produk Baduy Craft bisa dijumpai di berbagai marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak. Produk yang ditawarkan pun beragam, mulai kain tenun, syal tenun, tas koja, tas jarog, tas kepek, gelang handam, gelang teureup, hingga cangkir bambu. Semuanya adalah karya yang menyimpan kekuatan prinsip, nilai adat yang estetik, dan tradisi yang lestari.