Vania Febriyantie, Bertani di Tengah Kota dan Menginspirasi Pemuda
- IG Vania Febriyantie
Dengan menghidupkan lahan-lahan tidur tersebut, Seni Tani memiliki dua area kebun yang digarap, yaitu area kebun komunal dan produksi. Area kebun komunal terbuka untuk warga dan sukarelawan yang dibuka pada Minggu pagi dengan kegiatan berkebun bersama, membuat pupuk, membuat eco enzyme, dan pupuk olahan lain yang mendukung kegiatan pertanian.
Sementara untuk area kebun produksi, Seni Tani menjadikannya sebagai lahan bercocok tanam. Di sinilah sayur-mayur ditanam untuk didistribusikan dengan sistem community-supported agriculture (CSA), sebuah cara yang mengharuskan anggota Seni Tani membayar biaya berlangganan pada awal musim tanam.
Sistem yang diterapkan Seni Tani itu terbukti mampu mengatasi masalah biaya penggarapan sehingga produksi dapat meningkat dan dapat mencukupi kebutuhan.
Di sisi lain, keberhasilan Seni Tani yang dirintis oleh Vania Febriyantie bukan hanya dari segi biaya produksi, tapi dari sisi dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari masyarakat yang banyak terlibat langsung dalam kegiatan bercocok tanam, hingga para stakeholder yang memfasilitasi kegiatan urban farming tersebut.
Kelurahan Sukamiskin memberikan izin untuk penggunaan lahan tidur, sementara Badan Ketahanan Pangan Kota Bandung memberikan bibit, dan Kemenpora memberikan dana bantuan untuk membangun infrastruktur kebun.
Dengan begitu, kebun jadi layak dikunjungi para warga dan bisa menjadi tempat pembelajaran tentang pertanian.
Seni Tani saat ini mengharap lahan dengan luas mencapai 1.000 m2. Lahan sederhana tersebut menghasilkan berbagai macam sayuran dengan estimasi bobot hingga 250 kg yang bisa didistribusikan hingga ke 50 kepala keluarga setiap bulan.